Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasola Terakhir di Sumba Berakhir Ricuh

Kompas.com - 08/03/2013, 10:07 WIB

WAINYAPU, KOMPAS - Pasola terakhir di Pulau Sumba, yang diadakan di Wainyapu, Kodi Balaghar, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, berakhir ricuh, Kamis (7/3/2013). Para penonton dari dua kubu saling melempar batu dan kejar-mengejar.

Kericuhan yang diikuti bubarnya Pasola itu merupakan kericuhan ketiga pada pasola kemarin. Kericuhan mulai umum terjadi saat pasola, sejak beberapa tahun terakhir ini.

”Meski kadang berakhir rusuh, pasola tak akan hilang,” kata Petrus Katoda, tokoh masyarakat adat Wainyapu, kemarin. Pasola merupakan tradisi berumur ratusan tahun, di mana para pria menunggang kuda dalam dua kubu saling melempar lembing kayu ringan.

Konon, tradisi itu sebagai ungkapan syukur atas hasil panen. Darah para pemain pasola yang mengucur dipercaya menyuburkan tanah.

Kemarin, setidaknya puluhan batu melayang dalam tiga kali kericuhan. Setidaknya, satu perempuan terkena batu pada bagian kepalanya.

Kerusuhan pertama dipicu ulah salah satu penunggang kuda yang melempar lembing ke arah salah satu ”musuh” yang sudah berbalik arah. Kedua, persoalannya hampir sama, yang membuat penonton emosi sehingga berlari mengejar salah satu pemain.

Kerusuhan pertama dan kedua bisa dilerai polisi dan tentara dengan menembakkan senapan ke udara. ”Ini seninya. Tembakan untuk preventif. Yang penting, tidak dendam di luar arena,” kata Serda Kamaludin, bintara pembina desa Kodi Balaghar.

Namun, pada kerusuhan ketiga, massa tidak terkendali. Setiap kubu menari-nari sambil mengeluarkan lengkingan khas saat lembing yang dilempar mengenai kuda atau penunggangnya.

Kerusuhan membesar ketika 2-3 penonton terlibat perkelahian. Massa yang emosi, di tengah terik lapangan terbuka, membuat situasi tidak terkendali. Kubu yang terdesak berhamburan masuk ke kebun-kebun warga. Tembakan peringatan akhirnya tak digubris.

Penonton lain yang tidak memihak mana pun turut berhamburan. Pasola terakhir tahun ini pun berakhir dengan kerusuhan setelah 3 jam beraksi.

”Kami, para pemain pasola, tak ada dendam di luar arena. Tidak ada musuh, yang ada semua teman,” kata Agustinus, salah seorang peserta, yang sudah enam kali ikut pasola di Wainyapu. (GSA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com