Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawah Timbang Jadi Obyek Wisata Baru

Kompas.com - 01/04/2013, 08:57 WIB

BANJARNEGARA, KOMPAS.com - Kawah Timbang di Desa Sumberejo, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menjadi objek wisata baru sejak mengalami peningkatan aktivitas pada 11 Maret 2013. "Warga dari berbagai daerah di Banjarnegara maupun Kabupaten Wonosobo banyak yang mendatangi Posko Pengamatan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Banjarnegara di Dusun Simbar untuk sekadar melihat aktivitas Kawah Timbang dari kejauhan," kata Kepala Desa Sumberejo, Ibrahim, di Kecamatan Batur, Banjarnegara, Minggu (31/3/2013).

Menurut Ibrahim, jumlah warga yang datang ke tempat itu akan semakin banyak jika pada malam sebelumnya terjadi perubahan kondisi yang berkaitan dengan peningkatan aktivitas Kawah Timbang.

"Misalnya, jika malam hari di Desa Sumberejo tercium bau belerang yang menyengat, keesokan harinya dapat dipastikan warga yang berkumpul di depan posko akan lebih ramai dibanding biasanya," katanya.

Kedatangan warga ke tempat itu untuk sekadar menyaksikan fenomena alam yang terjadi di Kawah Timbang dari kejauhan. Bahkan jika cuaca terlihat mendung, luncuran asap yang dikeluarkan Kawah Timbang bisa terlihat sangat bagus.

"Mereka selama ini melihat Kawah Timbang dari foto di media massa termasuk tayangan televisi. Mereka ingin menyaksikan secara langsung fenomena yang terjadi di Kawah Timbang," katanya.

Ibrahim menjelaskan, Kawah Timbang yang menjadi bencana bagi sejumlah petani yang lahan pertaniannya tidak dapat diolah karena berada dalam radius bahaya ini dapat menjadi peluang pemasukan bagi masyarakat setempat dengan banyaknya warga yang datang untuk melihat fenomena alam tersebut.

"Saya tidak tahu bagaimana caranya, namun kiranya ide untuk menjadikan kawah timbang sebagai obyek wisata pendidikan, boleh juga, daripada penasaran hanya membaca dan melihat di surat kabar atau televisi. Lagi pula bila itu terwujud, saya kira masyarakat akan mendapat pemasukan, lumayan bisa untuk ganti hasil dari lahan pertanian yang tidak bisa digarap karena berada dalam radius bahaya," tuturnya.

Secara terpisah, petugas Posko Siaga Darurat Bencana Kawah Timbang BPBD Banjarnegara, Andri Sulistyo mengatakan, halaman rumah Liman di Dusun Simbar yang dijadikan Posko Pengamatan BPBD Banjarnegara selalu didatangi warga setiap pagi dan sore.

Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dieng terkait aktivitas warga yang ingin melihat fenomena alam Kawah Timbang dari kejauhan.

"Silahkan saja untuk melihat langsung kondisi kawah namun harus mentaati semua aturan yang kita tetapkan. Yang penting masyarakat mengamatinya dari daerah aman di luar zona bahaya," katanya.

Oleh karena status Kawah Timbang telah ditingkatkan menjadi siaga dengan radius bahaya gas beracun mencapai 1 kilometer, maka warga hanya diperbolehkan melihat Kawah Timbang dari luar radius 1 kilometer atau di depan Posko Dusun Simbar.

Menurut Andri, gagasan menjadikan Kawah Timbang sebagai obyek wisata merupakan ide yang sangat menarik. "Daripada repot menangani isu kawah beracun dan dampaknya terhadap pariwisata, lebih baik wisatawan diundang sekalian untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Tentu saja hal ini dengan mempertimbangkan aspek keamanan," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pos PGA Dieng, Tunut Pujiharjo mengatakan, peningkatan aktivitas Kawah Timbang sebenarnya bisa menjadi peluang pariwisata. Dengan demikian wisatawan bisa menyaksikan fenomena alam yang terjadi di Kawah Timbang meskipun hanya dari jarak jauh.

"Ini sebenarnya bisa jadi peluang, wisatawan diajak melihat Kawah Timbang. Namun tentunya dari jarak tertentu yang aman," katanya, di Pos PGA Dieng, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Sabtu (30/3/2013).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com