Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maria dan La Sagrada Familia

Kompas.com - 02/04/2013, 14:24 WIB
Heru Margianto

Penulis

BERJALAN kaki sekitar 30 menit dari ujung Jalan Paseig de Gracia, menyusuri Diagonal Avenue di tengah rintik gerimis menjelang siang, saya tiba di sisi barat La Sagrada Familia, bangunan gereja yang amat masyhur di Barcelona, Spanyol.

Saya tercenung di seberang jalan. Bangunan ini besar sekali. Sagrada Familia tampak bagai raksasa dengan menara-menara lancip menjulang ke langit ala bangunan neo-gothic. Di sela-sela menaranya tampak tiga buah crane dan rangkaian perancah bertumpuk di sana-sini menandakan gedung gereja ini masih dalam proses pembangunan.

Sagrada Familia adalah salah satu ikon Kota Barcelona. Ia merupakan satu dari sekian karya monumental arsitek besar Antonio Gaudi (1852-1926) yang menghiasi Provinsi Catalan ini. Gedung-gedung dengan arsitektur unik Gaudi merupakan destinasi utama turisme.

Gerimis belum reda. Suhu 8 derajat celsius dan angin yang menusuk kulit seolah tak menyurutkan antusiasme antrean panjang puluhan turis yang mengular di pintu masuk. Sementara sejumlah turis lain asyik berfoto-foto dengan latar gedung gereja di taman tempat saya berdiri.

Spanyol, seperti juga negara-negara di Eropa,memang piawai menjaga gedung-gedung bersejarah mereka menjadi tujuan wisata. Jauh berbeda dengan Jakarta yang terkesan menjadikan gedung bersejarah sebagai tempat kumuh tak terurus.

"Anda berdiri di depan fasad passion," sebuah suara mengejutkan saya.

"Halo, saya Maria, petugas bus pariwisata," seorang wanita muda menjulurkan tangannya mengajak saya salaman.

"Saya lihat kamu cuma berdiri diam dari tadi, tidak ingin masuk?" tanyanya. Rupanya ada yang mengamati saya sedari tadi.

"Tentu saya ingin masuk ke dalam gereja, tapi antrean terlalu panjang. Saya tidak punya banyak waktu. Masih ada tempat lain yang ingin saya kunjungi," balas saya.

Maria mengenalkan diri sebagai petugas bus pariwisata. Di depan Sagrada Familia ada dua shuttle bus pariwisata. Satu untuk rute hijau, satu lagi rute biru. Para wisatawan dapat keliling kota dengan bus ini. Tak jauh dari shuttle bus ada posko informasi wisata. Barcelona memang memanjakan para turis dengan layanan informasi wisata yang memadai.

Tiga sisi muka

Maria bercerita, jika tak sempat ke dalam, kita bisa menikmati Sagrada Familia dari luar, terutama menikmati detail pahatan di tiga sisi muka bangunan raksasa ini. La Sagrada Familia, kata Maria, memiliki tiga sisi muka atau fasad yaitu nativity, passion, dan glory.

Gaudi mempertimbangkan dengan detail makna letak tiap sisi muka sesuai dengan arah mata angin. Arsitektur Sagrada Familia seolah mencerminkan totalitas spritualitas iman Gaudi sebagai penganut Katolik Roma. Setiap dindingnya bercerita tentang kisah hidup Yesus.

Sisi muka nativity terletak di sebelah timur di Jalan Marina. Timur adalah tempat matahari terbit. Detail pahatan pada sisi muka ini berkisah tentang kelahiran dan kehidupan Yesus. Dengan ini Gaudi ingin menggambarkan Yesus seperti fajar. Kelahiran-Nya membawa harapan kehidupan bagi manusia.

Di sisi barat di Jalan Sardenya, tempat saya berdiri, adalah sisi muka passion. Sebagaimana matahari terbenam di ufuk barat, sisi muka ini menggambarkan akhir kehidupan Yesus. Pintu gereja di depan saya berhias patung-patung yang bertutur tentang kisah sengsara Yesus di atasnya. Persis di sisi tengah fasad, pada puncak di atas pintu katedral, bertengger sebuah patung salib yang sangat besar. Di sekitarnya, penuh ornamen fragmen kisah Jalan Salib.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com