Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andaliman, Batas Bumbu Batak dan Aceh

Kompas.com - 20/04/2013, 08:48 WIB

LANGKAH Wilman Silitonga (45) menembus kabut Kampung Sosordolok, Desa Nagasaribu, Kabupaten Humbang Hasundutan, di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. Ia tidak berhenti di kebun cabainya, tetapi mendekati jajaran rerumpunan perdu yang memagari kebunnya.

”Mau tahu pohon andaliman, inilah pohonnya,” ujar Silitonga. ”Pohon yang makin disayang makin mati,” kata Silitonga tersenyum kecut.

Perdu rimbun yang penuh duri runcing berwarna merah marun, menyembunyikan pucuk-pucuk muda berujung bulir andaliman, sangat mirip bulir lada atau merica. Mungkin itu sebabnya sebagian orang menyebut andaliman sebagai ”merica batak”.

Bau tajamnya saja cukup untuk memompa liur. Begitu sebutir andaliman pecah dalam gigitan, getahnya langsung menyengat lidah. Dingin seperti mentol. Rasa getir sedikit pedas lantas menjajah lidah yang segera saja kelu, nyaris mati rasa. ”Bikin lidah bergetar?” Silitonga tertawa.

Andaliman, yang bernama latin Zanthoxylum acanthopodium juga dikenal sebagai ”rempah tuba”, tersebar di berbagai belahan Asia, mulai dari China, India, Asia Tenggara, hingga Indonesia. Uniknya di Indonesia, aroma andaliman sebagai bumbu identik dengan masakan etnis Batak. ”Merica batak” itu jarang didapati dalam ramuan bumbu hidangan lain. Ini menjadi pembeda utama masakan khas Batak dengan masakan kari yang mengandalkan cita rasa daun kari (Murraya koenigii).

Kalau kita pergi dari Aceh menuju Medan melalui jalur Aceh Tengah, mana ”batas wilayah” kari dan ”batas wilayah” andaliman terasa jelas. Di wilayah pesisir Aceh (Aceh Utara, Aceh Timur, hingga Aceh Barat), aroma kari menyebar di mana-mana. Namun, ketika masuk ke wilayah Aceh Tengah yang dihuni orang Gayo, aroma kari seolah lenyap dan berganti aroma andaliman. Aroma andaliman terus menajam ketika kita melewati Aceh Tenggara dan akhirnya tiba di Brastagi, Sumatera Utara.

Begitulah, andaliman menjadi cita rasa yang menandaskan arah rasa kuliner Batak yang tak menyisakan jejak ragam rasa masakan India di piring mereka. Bahkan, di Sumatera, kari dan andaliman seperti air dan minyak. ”Andaliman dan daun kari tidak pernah sebelanga,” kata Siti Fatimah Sembiring, pemilik Rumah Makan Marikena yang terkenal dengan arsiknya yang menggetarkan lidah.

Sembiring melanjutkan, setiap masakan yang berbumbu arsik pastilah tidak memakai daun kari. Ketumbar, kayu manis, dan cengkeh juga tak pernah sebelanga dengan arsik yang mengandalkan rasa tajam andaliman.

Arsik adalah makanan khas Batak yang biasanya menggunakan ikan mas sebagai bahan dasarnya dan andaliman sebagai bumbu utama. Masakan antara lain berbumbu andaliman. Selain arsik, kata Togarma Naibaho, budayawan Batak di Jakarta, hampir semua masakan Karo, Toba, dan Tapanuli menggunakan andaliman sebagai bumbu, sebut saja ikan panggang tinombur, daging tanggo-tanggo, sampai masakan unik, seperti nani lampian yang berupa cincangan tulang sungsum. (ROW/WSI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

    Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

    Travel Tips
    Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

    Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

    Travel Update
    Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

    Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

    Travel Update
    4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

    4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

    Travel Tips
    Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

    Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

    Jalan Jalan
    4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

    4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

    Travel Tips
    Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

    Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

    Travel Update
    Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

    Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

    Jalan Jalan
    Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

    Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

    Jalan Jalan
     7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

    7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

    Jalan Jalan
    5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

    5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

    Travel Tips
    Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

    Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

    Jalan Jalan
    Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

    Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

    Travel Update
    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Travel Update
    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com