Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lontong Cap Go Meh, Paduan Aneka Rasa

Kompas.com - 06/05/2013, 09:51 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Sepiring makanan ini memiliki banyak cerita, makna serta banyak rasa. Sebab didalamnya terdiri dari setidaknya 13 macam baik sayuran warna-warni, nasi yang dibuat lontong, suwiran ayam dan telur. Perpaduan yang cantik, menarik serta lezat untuk dinikmati.

Lontong Cap Go Meh, khas Kota Semarang yang jelas memiliki ciri khas tersendiri meski ditemukan di tempat lain. Dikenal sejak sekitar akhir abad ke-18, makanan ini akan selalu ada dalam perayaan Cap Go Meh di Kota Semarang.

Pemerhati Kota Semarang sekaligus pemilik Restoran Semarang, Jongkie Tio mengatakan makanan ini merupakan perpaduan budaya Jawa dan Cina. “Lontong Cap Go Meh ini lahir dan hanya ada di peranakan Cina di Indonesia khususnya di Semarang,” katanya saat ditemui di restorannya yang beralamat di Jalan Gajahmada 125-127 Semarang.

Berdasarkan cerita secara turun-temurun, Jongkie mengatakan makanan ini berawal ketika perantau asal Cina merayakan Cap Go Meh, atau 15 hari setelah perayaan tahun baru Imlek. Saat itu merupakan bulan purnama penuh dan hari dimana menjadi hari terakhir berkumpul bersama keluarga sebelum kemudian akan melakukan kegiatan lagi sehari-harinya.

Saat itu biasanya akan diselenggarakan pesta makan besar atau acara perpisahan tepat 15 hari setelah Imlek. Ini seperti halnya budaya lebaran bagi orang Jawa yang dikenal dengan lebaran ketupat atau dalam bahasa Jawanya yakni ‘Bodo Kupat’.

“Kalau lebaran ketupat, kita akan menemukan makanan ketupat lengkap dengan opor ayam dan sambal goreng ati. Dari situlah para perantau asal Cina kemudian memunculkan akulturasi budaya terutama dalam makanan,” tambahnya.

Jika dalam ketupat lebaran ada ketupat, opor ayam dan sambal goreng ati, dalam sepiring lontong cap go meh akan lebih lengkap sebab setidaknya ada 13 perpaduan makanan di dalamnya. Jika di Jawa menggunakan ketupat yang dibungkus janur, pada lontong Cap Go Meh menggunakan lontong yang ketika itu merupakan kreasi orang Cina.

Pada lontong yang dibuat dengan dibungkus daun pisang itu ternyata memiliki makna tersendiri saat dipotong. “Kalau lontong ini dipotong, maka potongannya akan berbentuk bulat, nah itu diibaratkan seperti bulan purnama. Dan perayaan Cap Go Meh sendiri pada tanggal 15 saat bulan purnama. Bulatnya itu menandakan purnama,” tuturnya.

Bahan yang utama yang harus ada dalam sepiring makanan ini yakni lontong, opor dengan ayam yang disuwir dan sambal goreng yang jelas mewakili makanan khas Jawa. Bahan-bahan itu akan dipadukan dengan bubuk kedelai dan docang atau kelapa parut sangria yang menjadi pelengkap dan toping dalam makanan ini.

Sedangkan 13 macam paduan secara komplet yakni lontong, opor dengan suwir ayam, telur ayam, sambal goreng tahu, sambal goreng ati, sambal goreng udang, oseng buncis, lodeh labu, lodeh rebung, kerupuk udang dilengkapi dengan topping bubuk kedelai, parutan kelapa parut sangrai dan serundeng.

Lontong Cap Go Meh akan terasa nikmat jika makanan tersebut dicampur, dan tidak dimakan sendiri-sendiri. “Sebenarnya cuma lontong dan opor sudah enak, lontong dan sambal goreng saja juga enak. Tapi jika komplit tentu akan lebih enak. Ini filosofinya jika kita berkumpul bersama akan lebih menyenangkan,” ujarnya.

Cita rasa makanan ini memang lebih terasa gurih, terlebih lagi topping bubuk kedelai dan parutan kelapa sangrai yang akan memperkuat rasa gurih. Perpaduan rasa yang beraneka ini akan menyatu di lidah saat dimakan.

Kuah opor juga dibuat tidak terlalu kental, sehingga tidak menimbulkan rasa pekat santan saat masuk mulut. Ayam suwir, dipadukan telor, sambal goreng, lodeh labu akan tambah nikmat dengan kriuknya kerupuk udang.

Rasa rempah dalam masakan ini yang digunakan sebagai bumbu juga bukan hanya memperlihatkan masakan Cina yang kaya rempah, melainkan ada perpaduan dengan Jawa. Dan lontong Cap Go Meh ini memang merupakan perpaduan unik Jawa dan Cina.

Dulunya, lontong Cap Go Meh hanya bisa dijumpai saat perayaan Cap Go Meh. Saat pesta bersama keluarga, salah satu makanan yang selalu ada yakni lontong Cap Go Meh. Namun saat ini lontong itu bisa dinikmati setiap saat di sejumlah restoran yang ada di Semarang.

Antara lain bisa ditemui di Restoran Semarang Jalan Gajahmada. Jongkie selaku pemilik restoran memang sengaja mengajak pengunjung untuk mempertahankan kluliner khas Kota Semarang, baik Jawa, Cina ataupun peranakan. Sehingga masakan yang dijual di restoran tersebut memang masakah khas.

Kecintaannya terhadap Semarang membuatnya mempertahankan berbagai macam kuliner. Ia pun selalu mencoba sesuai dengan pakem, seperti saat membuat lontong Cap Go Meh dengan mempertahankan bahan, kualitas dan jumlah makanan yang dipadukan dengan setidaknya 13 macam.

Untuk menikmati lontong Cap Go Meh hingga kenyang, tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Sebab makanan ini hanya dijual seharga Rp 25.000 per porsi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

    Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

    Travel Tips
    Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

    Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

    Travel Update
    Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

    Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

    Travel Update
    4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

    4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

    Travel Tips
    Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

    Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

    Jalan Jalan
    4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

    4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

    Travel Tips
    Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

    Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

    Travel Update
    Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

    Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

    Jalan Jalan
    Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

    Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

    Jalan Jalan
     7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

    7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

    Jalan Jalan
    5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

    5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

    Travel Tips
    Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

    Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

    Jalan Jalan
    Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

    Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

    Travel Update
    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

    Travel Update
    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

    Travel Update
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com