Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cinta "Sampek Engtay" di Taman Asri

Kompas.com - 30/05/2013, 18:07 WIB

KOMPAS.com - Kisah cinta dari negeri Tiongkok memang tak ada habisnya. Salah satu cerita legendaris dan berakar kuat di Indonesia adalah Sampek Engtay.

Cerita romansa yang berakhir penuh kesedihan itu terpatri di sebuah taman romantis. Patung Sampek Engtay mengambarkan kemesraan dua sejoli itu. Anda bisa menemukannya di Taman Budaya Tionghoa Indonesia yang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.

Taman Budaya Tionghoa TMII
Taman Budaya Tionghoa Indonesia. (Foto: Diana Tri)

Legenda Sampek Engtay konon terjadi di masa Dinasti Chin di dataran Tiongkok. Seperti tercantum dalam prasasti yang menyertai patung Sampek Engtay di TMII, cerita ini sudah ada di tengah-tengah masyarakat selama lebih dari 1460 tahun.

Bagaimana kisahnya? Anda bisa membacanya di prasasti tersebut. Kira-kira seperti ini ceritanya. Alkisah, seorang gadis bernama Engtay menyamar menjadi laki-laki untuk bisa bersekolah. Di perjalanan menuju sekolah, ia berkenalan dengan Sampek. Mereka langsung merasa cocok dan bersumpah menjadi saudara.

Selama tiga tahun mereka mengenyam pendidikan bersama-sama, Sampek sama sekali tak menyadari bahwa Engtay seorang gadis. Sementara Engtay lama-lam jatuh cinta pada Sampek.

Suatu hari, Engtay harus pulang ke rumah. Sampek ikut mengantarkan Engtay. Atas petunjuk keluarga Sampek, Sampek yang sudah mengetahui Engtay adalah perempuan, pun melamar Engtay. Namun lamaran itu ditolak oleh keluarga Engtay.

Karena patah hati, Sampek sakit-sakitan dan meninggal. Sementara itu, Engtay dilamar oleh laki-laki lain. Di hari pernikahannya, Engtay hanya menangis terus di dalam tandu. Saat melewati makam Sampek, ia minta turun dan menghampiri makam Sampek.

Di makam, Engtay hanya terus menangis dan akhirnya meninggal juga. Namun, konon tersiar kabar saat Engtay dipaksa menikah dengan lelaki lain, ia pergi ke makam Sampek dan berdoa. Langit berubah gelap dan angin menjadi ribut.

Petir menyambar makam Sampek hingga terbelah. Engtay kemudian meloncat masuk dalam makam, bergabung dengan kekasihnya. Setelah itu, langit kembali cerah dan pelangi muncul menghiasi langit.

Sepasang kupu-kupu muncul dari dalam makam. Sampek dan Engtay menjadi kupu-kupu dan terbang dengan gembira. Mereka berbahagia di alam lain.

Taman nan asri

Selain patung Sampek Engtay, di Taman Budaya Tionghoa Indonesia juga terdapat patung Dewi Bulan dan Monumen Kera Sakti. Suasana taman ini begitu asri. Dengan rerumputan hijau dan pohon-pohon meneduhkan.


Taman Budaya Tionghoa TMII
Monumen Kera Sakti. (Foto: Diana Tri)

Juga, bambu-bambu rindang menambah nuansa khas Tionghoa. Apalagi di beberapa sudut ditambahkan meja dan kursi dari marmer untuk duduk-duduk. Ada pula gazebo untuk  bersantai.

Biasanya, pengunjung yang datang hanya berfoto-foto di bagian depan Taman Budaya Tionghoa Indonesia. Ada gerbang besar dengan ukiran khas Tionghoa serta lapangan berlantai marmer. Patung naga dan singa berada di akses masuk, seakan menyambut pengunjung.

Nah, jangan berhenti sampai sini, teruslah berjalan hingga ke area taman. Lalu susuri pula jembatan cantik yang ada di sebelah kiri untuk menuju taman Patung Dewi Bulan. Sementara di bagian kanan terdapat jejeran rumah-rumah tradisional khas Tionghoa.

Untuk masuk ke kawasan Taman Budaya Tionghoa Indonesia, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk alias gratis. Jadi, pengunjung cukup membayar tiket masuk ke area Taman Mini Indonesia Indah.
Sisanya, Anda cukup menikmati kisah cinta "Romeo dan Juliet" versi Tionghoa di Taman Budaya Tionghoa Indonesia.  Tambahan lagi, suasana asri taman yang begitu mendukung atmosfer romantis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com