Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Berlibur ke Eropa? Hati-hati Copet!

Kompas.com - 11/06/2013, 10:15 WIB

JIKA Anda merencanakan liburan ke Eropa dalam waktu dekat, jangan lupa selalu waspada pada barang bawaan Anda. Supaya liburan Anda berakhir menyenangkan, simpanlah uang dan paspor di tempat yang aman supaya tidak kecopetan.

Mengapa harus waspada copet? Sebelum berangkat berlibur ke Eropa pertengahan Mei lalu, saya sudah diingatkan banyak teman sekantor untuk hati-hati pada aksi pencopetan.

Seorang kawan saya bercerita, ia menjadi korban aksi kejahatan di stasiun kereta di Brussels, Belgia. Tasnya yang berisi kamera dan laptop serta uang, digondol penjahat, yang sebelumnya berpura-pura mengalihkan perhatian.

Cerita lainnya, tahun lalu kawan saya yang sedang berlibur di Amsterdam, Belanda, juga kecopetan di keramaian. Ia tidak sadar uangnya hilang.

Nah, pengalaman saya di Milan, Italia, pertengahan Mei lalu ketika berlibur bersama sebuah agen perjalanan, kurang lebih sama. Milan adalah kota pertama dari 19 kota yang saya kunjungi dalam liburan selama 13 hari di Eropa.

Saya asyik berfoto di depan Galleria Vittorio Emanuele II (pusat perbelanjaan tertua di dunia) dan di depan Katedral Milan (Duomo di Milano).

Saya membawa sebuah tas. Di dalam tas, tersimpan satu dompet kosong dan dua ponsel. Saya tersadar tas saya terbuka dan satu dompet hilang setelah saya akan naik bus pariwisata.

Saya sempat kaget. Namun setelah saya cek semua paspor dan uang, semua aman, tak ada yang hilang. Beruntung saya sudah memindahkan paspor ke kantong di balik jaket kulit. Dua ponsel di dalam tas masih ada. Namun kunci koper yang ada di dompet itu ikut hilang. Untunglah istri saya menyimpan duplikat kunci koper itu.

Saya tidak bisa menduga kapan aksi pencopetan terjadi. Yang pasti, aksi mereka sangat rapi dan canggih. Saya masih beruntung karena dompet yang hilang itu kosong. Peristiwa itu menjadi pelajaran berharga bagi saya untuk berhati-hati selama perjalanan liburan di Eropa.

Makin nekat

Saya jadi ingat beberapa bulan lalu saya membaca berita di Channel NewsAsia online, turis-turis Singapura mengakhiri liburan dengan air mata karena koper mereka berikut isinya (barang-barang bermerek) yang ada di dalam bus, hilang tak berbekas karena bus  dicuri oleh penjahat.

Cerita tour leader lebih seru lagi. Cerita-cerita tentang aksi pencopetan beragam. Tour leader ini meminta anggota grup untuk selalu berjalan beriringan.

Penjahat di Eropa cenderung nekat. Sasaran mereka pada umumnya turis-turis Asia, terutama turis China, yang jumlahnya terus meningkat. Pemerintah China bahkan secara resmi memprotes Pemerintah Perancis setelah berulang kali terjadi kejahatan yang menimpa turis asal China.
katedral-milan

Katedral Milan diselesaikan dalam waktu enam abad. (Foto: Robert Adhi Ksp)

Turis Indonesia juga pernah jadi korban serupa. Berdasarkan cerita tour leader, serombongan turis Indonesia menginap di sebiah hotel di Venezia, Italia. Bus berikut koper dan barang-barang berharga diparkir di Venezia daratan. Bus itu dirampok dan semua isinya dibawa lari.

Cerita lainnya yang tak kalah menyeramkan adalah seorang tour leader jadi korban suntikan obat bius. Beruntunglah, anggota grup yang berjalan di belakang, segera menolongnya. Sang tour leader baru bisa sadarkan diri esok harinya.

Aksi kejahatan di Eropa ini terkait dengan krisis ekonomi yang melanda hampir seluruh Eropa. Jumlah penganggur makin banyak. Cara mudah mendapatkan uang bagi mereka tampaknya mengincar turis-turis asing yang datang ke negeri mereka.

Singkat kata, bagi mereka yang ingin berlibur ke Eropa, ingatlah untuk selalu waspada dan hati-hati. Simpanlah uang, paspor, dan dokumen penting lainnya di tempat paling aman. Kalau perlu di balik pakaian dalam Anda. (Robert Adhi Ksp)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com