Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuda di Gili Trawangan Diobati

Kompas.com - 11/06/2013, 14:59 WIB

MATARAM, KOMPAS.com - Gili Eco Trust, lembaga sosial peduli lingkungan yang dibentuk oleh para pelaku usaha wisata di kawasan tiga gili di Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar pengobatan gratis untuk kuda yang selama ini dieksploitasi tenaganya untuk sarana transportasi.

"Pengobatan gratis itu dimulai 10 hingga 16 Juni 2013. Kami obati kuda dan kucing yang ada di kawasan tiga gili (Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno)," kata Koordinator Gili Eco Trust, Delphine Robbe, yang dikonfirmasi dari Mataram, Selasa (11/6/2013).

Delphine mengatakan, populasi kuda di kawasan tiga gili NTB saat ini mencapai sekitar 500 ekor, yang akan dijadikan sasaran pengobatan gratis oleh para dokter hewan.

Pengobatan gratis itu akan dipadukan dengan sosialisasi tentang kesehatan dan tata cara pemeliharaan hewan yang baik kepada para penduduk di Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air, khususnya kepada para pemilik kuda.

"Juga dilakukan sterilisasi terhadap kucing karena hewan itu mengganggu usaha restoran yang banyak bertebaran di kawasan tiga gili. Kucing-kucing itu disterilisasi (dikebiri), sehingga populasinya bisa dibatasi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Gili Indah, HM Taufik, yang dihubungi via telepon menyambut gembira sosialisasi dan pengobatan gratis yang dilakukan oleh Gili Eco Trust, Jakarta Animal Aid Network, dan Animal Aid Abroad Inc, untuk ternak kuda dan sterilisasi binatang kucing di wilayahnya.

"Di Desa Gili Indah memang belum ada dokter hewan, sehingga kegiatan seperti ini akan sangat membantu sekali upaya pemulihan kesehatan hewan-hewan kuda yang ada di daerah kami," ujarnya.

Menurut Taufik, sebagai Kepala Desa Gili Indah yang membawahi Dusun Gili Trawangan, Dusun Gili Meno, dan Dusun Gili Air, ia akan bersama-sama dengan Kepala Dusun masing-masing Gili akan membantu kelancaran sosialisasi itu, termasuk mengumumkan di berbagai masjid.

Kawasan tiga gili yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Lombok Utara, NTB, itu merupakan obyek wisata eksotis yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dan domestik.

Untuk menjaga keindahan alam di kawasan tiga gili itu, tidak diperbolehkan ada kendaraan bermotor, sehingga udara di daerah wisata andalan NTB itu benar-benar terbebas dari polusi.

Satu-satunya mesin yang masih beroperasi di Tiga Gili, hanyalah mesin generator listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun dalam waktu dekat operasional mesin generator listrik itupun akan segera berhenti, dan kebutuhan listrik di kawasan tiga gili akan di suplai langsung dari Pulau Lombok dengan menggunakan jaringan kabel bawah laut.

Selama ini angkutan umum di kawasan tiga gili itu menggunakan Cidomo, kendaraan tradisional khas Lombok yang mengandalkan tenaga kuda.

Namun, ketidaktahuan pemilik Cidomo tentang cara pemeliharaan dan kesehatan kuda, membuat kuda yang dipakai untuk menarik Cidomo itu menjadi kurus, dan sering sakit, serta seringkali dibiarkan tanpa pengobatan.

Komunitas pencinta binatang di Australia juga ikut menyoroti eksploitasi tenaga kuda di obyek wisata tiga gili NTB itu, yang menurut mereka tidak disertai perbaikan kondisi fisik. Sorotan itu disikapi Konjen RI di Perth, Australia, yang mengirim surat ke Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi untuk ditindaklanjuti.

Surat resmi dari Konjen RI di Perth, Australia itu, ditandatangani Penanggungjawab Keamanan Widia Rahmita, tertanggal 4 Februari 2013 yang ditujukan kepada Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.

Konjen RI di Perth merujuk kepada pemberitaan media massa di Australia yang merilis pernyataan Pendiri dan Ketua "Animal Aid Abroad Inc" Janet Thomas bahwa telah terjadi eksploitasi tenaga kuda secara tidak wajar di Gili Trawangan.

Banyak kuda di Gili Trawangan dipergunakan sebagai penarik gerobak angkutan penumpang atau yang dikenal dengan Cidomo (cikar dokar motor), namun kondisi fisik kuda memprihatinkan, kurus dan terkesan tidak terawat.

Bahkan, Janet menyatakan bahwa kuda penarik cidomo itu diberi minum air laut, dan peralatan yang dipergunakan untuk menarik gerobak angkutan penumpang itu tidak sesuai, sehingga punggung kuda terluka.

Komunitas pecinta binatang di Australia itu kemudian meminta Pemerintah Indonesia untuk memperhatikan permasalahan tersebut, terutama perbaikan kondisi fisik kuda cidomo itu, serta penggunaan peralatan penarik gerobak yang sesuai.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com