Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Adopsi" Warga demi Menjaga Ainokura

Kompas.com - 30/06/2013, 06:47 WIB
Kistyarini

Penulis

NANTO, KOMPAS.com - Selain Shirakawa-go, Desa Ainokura di Gokayama juga sebuah desa tua di Jepang yang ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh Unesco. Seperti di Shirakawa-go, rumah-rumah di Gokayama bergaya gassho-zukuri, atau rumah yang memiliki atap berbahan jerami dan berbentuk seperti tangan yang sedang berdoa.

Pemerintah Jepang memberi perhatian yang sangat besar pada kelestarian warisan budaya ini. Seperti pada rumah-rumah di Shirakawa-go, pemeliharaan rumah-rumah kuno Gokayama juga memerlukan biaya yang sangat besar. Karena itu, baik pemerintah pusat, prefektur, maupun daerah menanggung sebagian besar biaya pemeliharaan tersebut.

Sayangnya tidak semua warga asli Ainokura mau tinggal di situ selamanya. Banyak dari mereka yang akhirnya memilih meninggalkan desa untuk bekerja dan tinggal di kota lain. Menurut seorang pejabat Kota Nanto, penyebab perginya warga desa adalah tingginya biaya pemeliharaan rumah bergaya gassho-zukuri itu.

KOMPAS.COM/KISTYARINI Salah satu rumah di Desa Ainokura yang berumur ratusan tahun.
"Untuk mengganti atap saja diperlukan biaya yang sama besarnya dengan membangun rumah baru," ujar Satoshi Yoneda dari Pemerintah Kota Nanto.

Keengganan kaum muda Jepang untuk berkeluarga juga menjadi faktor berkurangnya warga desa kuno itu.

Saat ini penduduk Desa Ainokura hanya sekitar 40 orang. Akibatnya banyak rumah yang kosong dan terancam tidak terawat karena tidak berpenghuni. Pemerintah pun turun tangan dengan cara membeli rumah itu dan "mengadopsi" orang yang mau mendiaminya.

Namun pemerintah tidak bisa dengan gampang memilih orang yang bisa menjadi warga baru Gokayama. "Mereka harus melalui seleksi yang sangat ketat. Persyaratan utamanya adalah mendapat persetujuan dari warga desa," lanjut Yoneda.

Dia menambahkan, meskipun rumah di Gokayama sangat kuno, semua fasilitas modern telah tersedia, termasuk akses internet.

Menjaga privasi

Warga Ainokura memang memegang komitmen kuat untuk menjaga rumah-rumah yang sudah beberapa generasi itu. Karena itu mereka juga menuntut hal yang sama dari para wisatawan yang berkunjung ke desa itu.

"Kami warga desa ini bekerja keras untuk melestarikan warisan budaya yang sangat penting ini dan kami juga berusaha sebaik mungkin untuk membuat kunjungan Anda menyenangkan dan penuh kenangan. Kami pun meminta Anda bersedia untuk mempelajari beberapa aturan ini," begitu kata sambutan dalam brosur yang dibagikan kepada para wisatawan.

KOMPAS.COM/KISTYARINI Sejumlah wisatawan tengah menikmati makan siang di salah satu rumah di Ainokura, yang telah difungsikan sebagai rumah makan dan toko suvenir. Hidangan makan siang itu sangat khas Ainokura dan bahan-bahannya diambil dari kebun dan hutan di sekitar desa.
Peraturan yang pertama adalah larangan merokok. Peraturan ini sangat wajar diterapkan mengingat rumah-rumah itu 100 persen kayu, yang rentan terbakar. "Mohon tidak merokok saat berjalan-jalan di desa kami dan tidak membuang puntung rokok sembarangan," begitu bunyi peraturan itu.

Wisatawan juga tidak diperkenankan mengendarai kendaraan bermotor di tengah desa. Para tamu atau wisatawan mendapat tempat parkir sendiri selama kunjungan mereka.

Warga desa itu juga sangat menjaga privasi. Mereka meminta wisatawan yang menginap di desa itu untuk tidak berjalan-jalan saat fajar atau setelah matahari terbenam.

"Pengertian Anda akan peraturan ini akan membantu kami menjaga warisan budaya yang sangat penting ini untuk generasi mendatang dan menjaga agar Ainokura tidak berubah sampai Anda berkunjung kembali ke sini. Kami berharap Anda menikmati kunjungan ini," begitu permintaan khusus warga Ainokura pada wisatawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com