Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HPI: Kerinci, Surga yang Terbengkalai

Kompas.com - 30/07/2013, 14:14 WIB
JAMBI, KOMPAS.com - Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) daerah Jambi menyayangkan kawasan Kerinci yang elok namun tak tergarap secara maksimal sehingga kini hanya menjadi sebuah lokasi berupa surga yang terbengkalai.

"Bagi Jambi, keberadaan Kerinci adalah magnet utama bagi dunia kepariwisataan, karena keelokan alam dan kekayaan budayanya sebagai salah satu daerah proto-Melayu di Sumatera," kata Ketua HPI Jambi, Guntur di Jambi, Selasa (30/7/2013).

Namun, lanjut Guntur, kawasan Kerinci tidak pernah tergarap maksimal meskipun daerah tersebut telah memiliki agenda nasional Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK).

Menurut Guntur, semestinya dengan adanya pengelolaan dan pengembangan terarah maka sejatinya Kerinci akan menjadi salah satu daerah pariwisata yang luar biasa di Sumatera.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Panorama Danau Gunung Tujuh yang berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Desa Pelompek, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi, Sabtu (3/3/2012). Danau ini merupakan danau vulkanik yang dikelilingi oleh enam gunung, yaitu Gunung Hulu Tebo, Gunung Hulu Sangir, Gunung Mandura Besi, Gunung Selasih, Gunung Jar Panggang, dan Gunung Tujuh.
Namun karena pengelolaan yang dilakukan tidak secara profesional dan cenderung hanya berdasarkan pada proyek maka daerah tersebut sama sekali tidak dikenal sebagai daerah wisata potensial untuk dikembangkan dalam peta kepariwisataan tanah air.

"Yang paling kentara adalah kepariwisataan Kerinci ternyata hingga kini hanya berjalan di tempat. Bahkan mengalami kemerosotan. Indikasinya tidak pernah terjadinya peningkatan jumlah wisatawan, tidak berkembangnya industri perhotelan dan restoran, dan tidaknya adanya pemberdayaan masyarakat," papar Guntur.

Hal tersebut terjadi karena tidak adanya perencanaan yang matang, dan tidak adanya sinergisitas antara lembaga pengelola, baik pemerintah maupun swasta dengan masyarakat. Akibatnya masyarakat tidak pernah merasakan dampak dari kepariwisataan tersebut yang semestinya mereka rasakan sendiri secara langsung.

"Karena itulah kita mengharapkan ke depan akan muncul kesadaran menyeluruh bagi masyarakat dan pemerintah daerah Kerinci terhadap potensi besarnya tersebut sehingga pariwisata bisa memberikan kesejahteraan ekonomi bagi daerah yang terkurung Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) tersebut," ujar Guntur.

KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas, Prasetyo Eko (kiri) mencapai puncak Gunung Kerinci, Jambi, Jumat (2/3/2012). Gunung Kerinci yang berbentuk strato vulkano, mempunyai karakter letusan bersifat eksplosif, diselingi dengan adanya aliran-aliran lava.
Pasalnya, sambung Guntur, daerah tersebut sudah tidak memungkinkan lagi untuk dikembangkan karena keberadaan TNKS yang tidak bisa diganggu gugat lagi.

"Kawasan itu telah menjadi paru-paru dunia, maka pariwisata adalah satu-satunya potensi yang harus dikembangkan untuk mensejahterakan masyarakatnya," tambah Guntur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com