Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sensasi "Ngeteh" di Ndoro Donker

Kompas.com - 06/08/2013, 15:12 WIB
M Suprihadi

Penulis


KOMPAS.com — Bagi pemudik tujuan Yogya-Solo, Boyolali hingga Madiun dan sekitarnya, kawasan Tawangmangu di lereng Gunung Lawu bisa jadi pilihan wisata alam maupun kuliner selama libur sebelum sampai setelah Lebaran.

Jangan bayangkan Tawangmangu hanya sekadar Grojogan Sewu dengan hutan alaminya yang bisa dinikmati, tetapi kawasan ini sudah berkembang menjadi kawasan wisata agro beserta tempat-tempat kulinernya yang mengasyikkan.

Salah satunya adalah sensasi minum teh di Rumah Teh Ndoro Donker. Rumah ini dulunya adalah rumah kepala kebun teh milik perkebunan Belanda. Didirikan tahun 1700-an, rumah ini sempat dijadikan rumah kepala kebun teh milik PT Rumpun Sari di lereng Gunung Lawu sisi barat. Setelah lama kosong dan tidak dihuni, rumah dinas kepala kebun itu kemudian disewa untuk dijadikan Rumah Teh Ndoro Donker sejak dua tahun lalu.

Resto ini menyajikan aneka jenis teh dengan harga rata-rata Rp 6.000 per cangkir atau Rp 15.000 per teko untuk empat cangkir. Harganya bisa lebih mahal untuk jenis teh tertentu. Teh putih (white tea), misalnya, harganya paling mahal, yaitu Rp 45.000 per teko, dan radja tea Rp 25.000 per teko.

"Teh putih memang sangat mahal karena dari seluruh areal perkebunan ini hanya ada 48 pohon yang bisa menghasilkan pucuk daun untuk teh putih. Satu kilo saja harganya Rp 10 juta," kata petugas kasir di Ndoro Donker.

KOMPAS/ MARCUS SUPRIHADI Di Rumah Teh Ndoro Donker, merasakan sensasi ngeteh bak pemilik perkebunan.
Apa bedanya ngeteh di sini dengan di tempat lain? Tentu saja sensasinya. Bagaimana tidak, semilir angin gunung dan hamparan kebun teh mengelilingi tempat ini.

Rumah gaya perkebunan masa lalu dengan posisi lebih tinggi dari jalan dan kebun, ditambah dengan halaman berumput hijau di halaman samping dan belakang, membuat pengunjung merasa minum teh di rumah sendiri. Setidaknya selama berada di sini pengunjung bisa merasakan sensasi dan membayangkan masa lalu para pejabat perkebunan yang kaya-raya.

"Londo-londo biyen kie enak tenan yo. Omahe gedhe, uapik, saben sore ngeteh no halaman po teras diladeni perempuan ayu," kata Hapsari, pengunjung dari Solo, pada Jumat (2/8/2013) sore lalu.

Ia merujuk pada iklan Ndoro Donker yang menggunakan model artis dari Solo, Paundrakarna, di dinding samping rumah teh. Di iklan itu terlihat GPH Paundra berpakaian bangsawan Jawa sedang duduk di sebuah kursi, sementara pelayan nan ayu sedang menyajikan teh panas.

 
KOMPAS/ MARCUS SUPRIHADI Harga aneka kuliner di Rumah Teh Ndoro Donker terjangkau.
Sebagai resto yang menyajikan kuliner masa lalu, di Ndoro Donker tersedia aneka makanan tradisional yang dikemas ala Eropa. Sebut saja Timus Keju. Timus adalah penganan tradisional Jawa terbuat dari ubi yang diparut lalu digoreng dengan rasa manis. Lalu ada Kentang Ongloc yang ditaburi parutan keju, Ketela Lumpur Madu, Tahu Tempe Donker, Pisang Panggang, Ubi Jalar Towo, Iga Bakar, Soup Iga, Ayam Panggang, dan masih banyak lagi.

Soal harga? Makanan di sini juga relatif murah. Umumnya berkisar Rp 7.500 sampai Rp 15.000 per porsi, kecuali Soup Iga dan Iga Bakar yang harganya Rp 25.000 sampai Rp 30.000.

"Kami berempat saja enggak sampai habis Rp 200.000," kata Tanti, pengunjung dari Jakarta yang lagi mudik ke Yogya.

Candi, air terjun, dan alam pegunungan

Ndoro Donker hanyalah salah satu tempat nongkrong di kawasan Tawangmangu. Banyak obyek lain yang bisa dikunjungi di kawasan ini saat libur Lebaran.

Air terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu tentu saja salah satunya. Sebab, obyek wisata alam ini sudah lama sohor bagi wong Solo dan sekitarnya.

Selain Grojogan Sewu, ada pula air terjun Jumog yang sudah dikembangkan menjadi tempat wisata alam di kaki Gunung Lawu. Lokasinya masih segaris dengan Ndoro Donker.

Juga ada obyek wisata Candi Cetho dan Sukuh, dua candi yang sering diasosiasikan sebagai candi porno karena dengan gamblang menampilkan relief lingga dan yoni alias alat reproduksi laki-laki dan perempuan.

Sedangkan di kebun teh milik PT Rumpun Sari yang sampai sekarang pabriknya di Desa Kemuning masih beroperasi itu, pengunjung juga bisa melakukan aneka aktivitas, seperti tea walk atau bersepeda. Tentu saja harus ada izin dari perusahaan.

Di luar wisata alam pegunungan nan elok itu, setiap akhir pekan kawasan ini sudah menjadi kawasan wisata kuliner nan elok. Tempat makan berdiri di sepanjang jalan belokan ke kiri selepas Terminal Karangpandan menuju Kemuning.

"Pokoknya kalau Sabtu dan Minggu atau hari libur kami tidak melayani reservasi. Pengunjung yang datang langsung duduk saja kalau masih ada tempat," kata pelayan di Ndoro Donker. (M Suprihadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com