Untuk pembentukan kelompok sadar wisata sangat diperlukan kreativitas dari daerah setempat serta diperlukan motor penggerak misalnya kepala daerah. "Kelompok sadar wisata tidak bisa dibentuk kecuali lahir dengan sendirinya misalnya karena ada yang mampu menjadi motor penggerak di daerahnya," katanya.
Menurut Toto, pembentukan kelompok sadar wisata tidak akan bertahan lama jika tidak ada kemauan dari kelompok daerah setempat. Upaya pemerintah mendorong terbentuknya kelompok sadar wisata di antaranya dengan menggelar lomba di tingkat Jateng setelah sebelumnya digelar di tingkat kabupaten dan kota.
Stimulus dari pemerintah, sambung Toto, berupa anggaran ke setiap desa wisata sebesar Rp 7,5 juta serta dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebesar Rp 75 juta. "Desa wisata di Jateng banyak mengembangkan potensi wisata alam dan budaya. Total desa wisata saat ini sebanyak 115 dan 15 di antaranya yang bisa dikunjungi," katanya.
Sejumlah desa wisata yang berada di Jateng yakni Desa Wisata Karangbanjar, Purbalingga (perajin wig), Kampung Batik Kauman di Pekalongan, Desa Wisata di Sragen yang mengembangkan pembuatan wayang, Dieng Kulon, dan tujuh desa wisata potensi alam di wilayah Candi Borobudur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.