Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daun Pun Menjadi Rendang

Kompas.com - 30/08/2013, 15:18 WIB
RENDANG bukan hanya terbuat dari daging sapi atau kerbau. Di tanah asalnya, Minang, bahkan aneka daun tanaman pekarangan dan hutan pun diolah menjadi rendang yang lezat.

Surga rendang hadir di sepenggal Jalan Tan Malaka nan panjang di Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Di Kelurahan Sungai Durian, Payakumbuh Utara, toko-toko rendang kering berjejer rapi. Ada Toko Rendang Riry, Yolanda, Erika, Yen, dan lain-lain.

Toko-toko itu tidak hanya menjual rendang daging sapi atau kerbau, tetapi juga aneka rendang dari bahan yang orang kebanyakan tidak mengira. Tengoklah Toko Rendang Riry. Di sana tersedia rendang telur, ubi kayu, jagung, teri, bakso, hingga daun pakis dan daun ubi kayu. ”Kami juga membuat rendang ikan tuna berdasarkan pesanan,” ujar Ratna Juwita (36), pemilik rendang Riry.

Awal Juli lalu, kami melihat pembuatan rendang telur di dapur Rendang Riry yang tampak sibuk. Di depan sebuah kuali, seorang ibu seolah tak henti-hentinya membuat dadar tipis dari adonan telur dicampur tepung dan sejumlah bumbu. Dadar tipis itu kemudian dipotong-potong dengan ukuran sekitar 4 cm x 6 cm.

Potongan dadar telur itu dibawa ke dapur lain dan dicemplungkan ke kuali besar berisi bumbu rendang yang masih menggolak. Setelah bumbu kering, potongan rendang yang sebelumnya layu menjadi kaku. Kami mencicipi beberapa potong. Teksturnya garing bagai keripik. Rasanya gurih berbalut bumbu rendang nan pedas.

Acara icip-icip beralih ke rendang lain yang berbahan standar, yakni daging sapi di toko itu. Namun, rendang sapi di sini dagingnya disuwir-suwir. Orang Payakumbuh menyebutnya rendang runtiah. Rasanya sama dengan rendang sapi, hanya teksturnya seperti abon yang kasar. Sementara itu, rendang ubi kayu dan jagung mirip keripik garing berbumbu rendang.

Harga rendang di toko itu sangat variatif. Rendang telur, ubi, dan jagung dijual seharga Rp 40.000 per kilogram, rendang daging suwir Rp 170.000, dan rendang paru Rp 150.000.

Ratna mengatakan, 80 persen rendang kering buatannya dijual secara curah ke Pekanbaru. Sisanya dijual ke daerah lain atau diborong pelancong yang mampir ke Toko Rendang Riry. ”Yang paling banyak dicari itu rendang telur, sehari bisa habis 500-600 kilogram,” katanya.

Rendang belut

Masih banyak varian rendang yang bisa kita temukan di Tanah Minang. Di Lintau dan Batusangkar, kita bisa menemukan rendang belut yang dimasak dengan aneka daun dari tanaman yang tumbuh di pekarangan rumah hingga hutan belantara. Djasmalinar (50), warga Lintau, mengatakan, jumlah daun yang dipakai untuk rendang belut sekitar 100 jenis, antara lain daun ruku-ruku, aneka puding (puring), surian, daun asam kasambi. Ibu-ibu Lintau biasanya memilih membayar orang khusus untuk mencari dedaunan tersebut.

Proses memasaknya hampir sama dengan rendang daging. Santan pati dan bumbu dimasak hingga mengeluarkan minyak. Setelah itu masukkan daging belut yang sebelumnya telah dibakar disusul dedaunan. Rasanya luar biasa. Gurih daging belut yang terjebak di daun-daun tersebut berpadu dengan rasa santan yang manis dan pedas cabai. ”Kita cukup makan daunnya saja sebab rasa belutnya sudah pindah ke daun,” ujar Puti Reno Rhaudatuljannah Thaib, pewaris takhta Istana Pagaruyung yang hari itu memasak rendang belut.

Rendang belut, kata perempuan yang akrab disapa Rhauda itu, termasuk makanan istimewa karena hanya dibuat untuk pelengkap upacara adat. ”Menu ini jarang sekali dikonsumsi sehari-hari karena proses membuatnya sangat merepotkan dan panjang,” ujarnya.

Di Lintau, rendang belut dibuat menjelang Ramadhan sebagai persediaan lauk selama puasa. Menjelang Lebaran, masyarakat membuat lagi rendang belut untuk oleh-oleh perantau yang mudik.

Selain di Tanah Datar, rendang belut juga dikenal di daerah Agam, Solok, dan Lima Puluh Koto. Ketiganya adalah daerah yang memiliki banyak sawah, kebun, dan hutan tempat belut dan aneka dedaunan untuk rendang.

Rendang itik

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com