Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Mistis di Mata Air Lagole

Kompas.com - 14/09/2013, 19:45 WIB
Kontributor Bone, Abdul Haq

Penulis

BONE,KOMPAS.com — Sebuah mata air di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, yang berada di tengah hutan kerap dikunjungi warga setempat saat liburan. Selain berenang di sungai, para pengunjung datang hanya untuk memberikan sesajen serta mengikat tali di atas nisan salah satu kuburan kuno di tempat tersebut.

Terletak di tengah hutan Desa Palongki, Kecamatan Tellusiattingnge, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, mata air Lagole, demikian warga setempat menamakannya. Mata air ini berjarak sekitar 27 kilometer dari Watampone yang merupakan ibu kota Kabupaten Bone.

Untuk mencapai mata air Lagole, pengunjung harus melewati jalanan seadanya yang belum diaspal sejauh 2 kilometer. Tak hanya itu, warga juga harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer menyusuri perkebunan hingga masuk ke kawasan hutan dan harus menyeberang sungai yang belum memiliki fasilitas jembatan.

Mata air ini terletak sekitar 5 meter dari pinggir sungai seluas 6x5 meter. Di dalam mata air hidup seekor ikan moa yang ukurannya sebesar paha orang dewasa. Di mata air inilah warga kerap melarungkan sesajen berupa telur ayam, kelapa muda, serta makanan tradisional lainnya. Umumnya, telur yang dilarungkan menjadi santapan moa yang diperkirakan hidup seumuran dengan mata air tersebut.

"Kalau belutnya mungkin sudah tua sekali karena saya masih kecil ini belut begini terus ukurannya," ungkap Ladongo, salah seorang pria paruh baya, Sabtu (14/9/2013).

Sementara pengunjung lainnya, memilih berenang di dalam sungai dengan air jernih dipenuhi bebatuan yang seakan tersusun rapi. Lokasinya yang rindang dipenuhi pepohonan membuat pengunjung seakan lupa waktu.

Di antara mata air dengan sungai, terdapat kuburan kuno yang hingga saat ini belum diketahui makam siapa. Di atas batu nisan yang ditumbuhi akar pepohonan inilah warga mengikat tali sambil bernazar akan masa depan. Jika nazarnya terkabul maka diwajibkan kembali ke makam ini untuk membuka ikatan yang telah diikatnya.

"Kalau anak muda sering ikat tali nanti kalau sudah menikah kembali lagi ke sini buka ikatannya. Ada juga yang ke sini minta supaya rezekinya dilapangkan," ungkap Salma, salah seorang pedagang kaki lima setempat.

Meski lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan wisata mistisnya. Namun, sejumlah remaja datang ke tempat ini sekadar untuk bermain menghabiskan waktu libur. Seperti halnya Muhammad Amri, misalnya, bersama sejumlah rekannya berenang dengan penuh keriuhan tak peduli dengan warga yang datang melarungkan sesajen serta bernazar di batu nisan.

"Kalau saya tidak percaya. Saya tahunya di sini bagus airnya untuk mandi," ungkap remaja kelas tiga sekolah menengah pertama (SMP) ini.

Terlepas dari unsur mistisnya, mata air ini merupakan obyek wisata yang tak bisa disepelekan oleh pemerintah setempat. Buruknya fasilitas jalan menuju lokasi menandakan bahwa obyek wisata ini tak pernah mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com