Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susu Kuda Liar Sumbawa, Potensi Besar yang Diabaikan

Kompas.com - 07/10/2013, 08:21 WIB
PULAU Sumbawa dikenal dengan populasi kuda liarnya. Bicara kuda liar, tak lengkap jika tak menyinggung susu kuda liar. Susu yang dianggap memiliki khasiat menjaga stamina dan kondisi tubuh itu sudah lama dipasarkan ke sejumlah kota. Permintaan yang tinggi pun membuat masyarakat memanfaatkannya seoptimal mungkin.

Warga Desa Sanoe, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, termasuk jeli menangkap peluang ini. Desa ini dikenal sebagai salah satu pionir budidaya susu kuda liar Sumbawa.

Di desa tersebut berdiri kelompok yang membudidayakan susu kuda liar bernama Kelompok Usaha Bersama yang diketuai Arifin. Menurut Arifin, awal mula usaha pembudidayaan susu kuda liar bisa dibilang tak sengaja. Salah satu tetangganya yang sakit asma sembuh setelah rutin minum susu kuda liar setiap hari.

”Pada tahun 1998 ada program dari Direktur Jenderal Peternakan yang mengumpulkan susu kuda liar dari wilayah seluruh Indonesia. Kami termasuk yang mengirimkan contoh susu kuda liar itu untuk diuji dan diteliti,” ucap Arifin.

Dari hasil pengujian dan penelitian, susu kuda liar yang dikirim Arifin termasuk kualitas terbaik. Sejak saat itu, ia berinisiatif mendirikan kelompok tani khusus yang membudidayakan susu kuda liar. Secara perlahan, usaha kelompok tani yang dipimpin Arifin menunjukkan kemajuan yang berarti.

Saat ini, kelompok yang dipimpin Arifin beranggotakan 30 peternak susu kuda liar, yang rata-rata memiliki satu hingga dua ekor kuda. Setiap kuda bisa menghasilkan susu sebanyak tiga liter setiap hari. Di tingkat peternak, susu dijual Rp 25.000 per liter.

”Masa produktif kuda menghasilkan susu hanya selama enam bulan dalam setahun, yaitu saat kuda selesai melahirkan anaknya. Jika dalam sehari menghasilkan tiga liter, dalam enam bulan bisa terkumpul 540 liter susu kuda liar,” kata Arifin.

Artinya, setiap peternak mampu meraih pendapatan sampai Rp 13,5 juta selama enam bulan atau Rp 2.250.000 per bulan. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan sebagai petani. Namun, tidak banyak tetangganya yang mau beralih membudidayakan susu kuda liar.

Saat ini, dari 700 keluarga di Desa Sanoe, jumlah peternak kuda liar masih terbilang sedikit. Contoh nyata yang dilakukan Arifin dan teman-temannya lewat Kelompok Usaha Bersama belum mampu menggerakkan warga lain.

”Untuk membeli seekor kuda betina yang siap menghasilkan susu, setidaknya perlu uang Rp 6 juta. Nah, warga belum tahu dari mana untuk mendapatkan uang sebanyak itu. Kami bersyukur jika pemerintah atau pihak perbankan mau membantu,” kata Mansyur, warga Desa Saneo.

Lepas liar

Ada alasan tertentu perihal penyebutan susu kuda liar. Setelah masa produksi susu usai, kuda dilepasliarkan. Di padang rumput atau di perbukitan yang tak jauh dari tempat tinggal pemiliknya, kuda itu akan bertemu dengan kuda-kuda lain.

Tentu saja, pemilik akan tetap memantau kudanya sehingga tahu jika kuda itu bakal melahirkan. Saat itu, kuda dipindahkan ke kandang. Kemudian, kuda melahirkan anaknya dan memproduksi susu.

Manisnya pendapatan dari susu kuda liar juga dikecap warga Dusun Tolonggeru, Desa Monggo, Kecamatan Madapangga, Kota Bima. Beberapa warga desa itu mulai membeli kuda untuk menambah pendapatan.

Contohnya adalah pasangan Hadijah dan Dedi Rianto yang membeli kuda seharga Rp 6 juta pada November 2012. Kuda tersebut dibeli dalam kondisi baru saja melahirkan anak. Selama 25 hari pertama setelah beranak, susu kuda itu dibiarkan sepenuhnya untuk anaknya. Setelah masa itu terlewati, barulah produksi susu diambil oleh Hadijah dan Dedi untuk dijual.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Tim Ekspedisi Sabang-Merauke melintasi hutan jati yang meranggas di Taman Nasional Baluran, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, Selasa (1/10/2013). Tim ekspedisi tersebut akan menyeberang ke Pulau Bali, Lombok, dan Sumbawa, pada keesokan harinya.
Dalam sehari, Hadijah dan Dedi bisa mendapatkan susu sebanyak lima hingga delapan liter. Namun, ada ”pengorbanan” yang harus dilakukan. ”Susu diperah setiap empat jam sekali. Pukul 07.00, 11.00, 15.00, dan seterusnya. Pertama-tama masih sulit bangun dini hari untuk memerah. Lama-lama biasa juga,” ujar Hadijah.

Beberapa warga Dusun Tolonggeru yang memiliki kuda, seperti Hadijah dan Dedi, tidak perlu repot memasarkan susu. Ada Halisah yang rutin mengambil susu ke rumah-rumah warga. Halisah juga yang membawa susu itu ke pusat-pusat penjualan susu kuda liar di Kota Bima, bahkan mengirimnya hingga ke Pulau Jawa.

Produksi susu kuda ini terbukti menolong warga Dusun Tolonggeru, dari menyekolahkan anak hingga membeli motor. Bahkan, membangun rumah pun dengan uang hasil penjualan susu kuda liar. Ibaratnya, susu kuda liar yang rasanya asam menjadi manis bagi warga Sumbawa. (Aris Prasetyo/Dewi Indriastuti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com