Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capek Sidang? Pijat Dulu...

Kompas.com - 08/10/2013, 08:37 WIB
SEMUA orang yang terlibat menjadi sangat sibuk dan lelah ketika menghadiri pertemuan besar seperti Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC). Untungnya, pada penyelenggaraan KTT APEC ini, panitia menyediakan fasilitas untuk menyegarkan diri, gerai pijat sehat.

Suasananya pun dibuat sangat nyaman. Kursi empuk, handuk bersih, ditambah dengan harum aromaterapi. Sungguh seperti berada di dalam sebuah spa. Layanannya dapat dipilih, pijat punggung atau pijat kaki. Masing-masing berdurasi 15 menit.

”Ayo dicoba booth spanya,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu berpromosi. Pengadaan gerai untuk memperkenalkan spa ini memang berada di bawah koordinasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenpar dan EK), yang belakangan gencar mempromosikan Wellness and healthcare tourism, atau wisata kesehatan dan perawatan kesehatan.

Di gerai itu disiapkan 18 terapis yang berasal dari berbagai spa di Bali untuk memijat sehingga tubuh para peserta sidang menjadi bugar kembali. Gerai ini beroperasi sejak jam 10 pagi hingga 10 malam. Dalam satu hari, anggota delegasi, wartawan, petugas keamanan, dan staf pendukung yang mampir ke lapak tersebut mencapai 100-an orang. Tidak jarang peminat pijat ini harus sabar menunggu.

”Hampir setiap hari saya pulang setelah jam 10 malam, badan rasanya pegal,” ujar salah seorang petugas keamanan yang meminta punggungnya dipijat. Seorang fotografer yang sepanjang hari menggendong kamera dan perlengkapan di ransel juga merasa lebih baik setelah punggungnya dipijat.

Kemenpar dan EK telah menggodok standardisasi usaha spa. Spa sudah didorong untuk menjadi penunjang kesehatan, tidak sekadar hanya memenuhi gaya hidup. Saat ini sudah dirumuskan standardisasi spa 1, 2, dan 3. Standardisasi pertama adalah mengatur persyaratan minimal apa saja yang harus dimiliki oleh pengusaha spa pemula. Misalnya, mengatur perlengkapan apa yang harus disediakan ketika membuka usaha salon. Makin ke atas, persyaratan standardisasi yang harus dipenuhi lebih tinggi lagi. Selain ketiga standar itu, ada pula standar buat spa yang diarahkan untuk menunjang kesehatan.

”Misalnya klinik yang menyediakan layanan fisioterapi, klinik anti-penuaan dini. Usaha seperti itu akan distandardisasi karena harus ada dokter yang mengawasi. Mengingat ini tidak hanya berada di dalam wilayah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, penyusunan standardisasinya perlu koordinasi dengan Kementerian Kesehatan,” ujar Netty Siregar, salah satu anggota Kelompok Kerja Wellness and Healthcare Tourism. Kelak, di rumah sakit akan tersedia spa yang dimanfaatkan untuk menunjang kesehatan yang menyediakan layanan preventif ataupun kuratif.

Terlepas dari rencana besar itu, pijat sejenak di gerai membuat badan terasa segar kembali. (Joice Tauris Santi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com