Rupanya itu yang disebut noken, kantong atau tas yang dirajut dari kulit kayu. UNESCO menetapkan noken sebagai salah satu warisan budaya yang perlu dilindungi.
Setiap perempuan Papua dituntut dapat membuat noken. Bahkan, dulu terdapat pandangan bahwa perempuan Papua yang belum dapat merajut noken dianggap belum layak menikah.
”Tapi, sekarang tidak begitu lagi. Banyak perempuan belum bisa membuat noken, tapi sudah menikah,” kata Santi, warga Agats. (MHF)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.