Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2013, 11:22 WIB
MUNGKIN wisatawan dalam dalam negeri belum banyak mengetahui keberadaan Pulau Moyo. Namun untuk wisatawan mancanegara, Pulau Moyo di utara Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah memiliki nama. Pulau Moyo selama ini identik dengan Amanwana Resort, sebuah hotel berbintang lima dengan atap khas berbentuk tenda yang menjadi incaran para selebriti kelas dunia.

Di resor mewah inilah mendiang Putri Diana pada pertengahan Agustus 1993 mengunjungi Pulau Moyo. Selama tiga hari Putri Diana tinggal di pulau eksotis yang tenang dan jauh dari
kebisingan serta keramaian itu untuk menikmati alam Moyo. Nama pulau ini pun kian mendunia. Sejumlah artis Hollywood, termasuk musisi Mick Jagger, serta mantan kiper nasional Belanda dan mantan kiper Manchester United, Edwin van der Sar pernah bertandang ke pulau ini.

Pulau Moyo masuk dalam Kabupaten Sumbawa. Pulau dengan luas 32.044,86 ha ini berpenduduk 1.944 jiwa (sensus 2010). Pulau ini dijadikan Taman Wisata Alam Laut dengan luas 6.000 hektar sejak dikeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan no. 308/KPTs-11/1986 pada tanggal 29 September 1986 dan dibawah pengendalian Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nusa Tenggara Barat.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Anak-anak bermain di Air Terjun Diwu Mbai, Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Bagi Kabupaten Sumbawa, Moyo adalah ikon pariwisata Sumbawa karena keindahan alamnya dan sangat terkenal di dunia internasional. "Moyo dalam bahasa Samawa berarti 'tengah' sehingga kami munculkan Festival Moyo pada September 2013 dengan menampilkan atraksi budaya dan wisata unggulan di Kabupaten Sumbawa," kata  Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa, H Amri S.sos, MSi, di Sumbawa Besar, Jumat (18/10/2013).

Jangankan mengundang wisatawan domestik, warga Sumbawa pun belum semua tahu atau pernah menginjakkan kaki ke Pulau Moyo. Wajar saja, untuk menyeberang ke Pulau Moyo dari Sumbawa membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Belum lagi jadwal kapal yang tidak pernah pasti serta jumlahnya yang masih sangat terbatas. Kalau bertolak lewat darat dari Kota Mataram, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat memerlukan waktu sekitar 6 jam untuk sampai di Kota Sumbawa Besar.

Untuk transportasi udara, maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines menerbangi rute Lombok-Sumbawa (pp) setiap Selasa, Jumat, dan Minggu. Selain Merpati, rute Lombok-Sumbawa juga dilayani Trans Nusa setiap hari.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Maskapai Merpati Nusantara melayani penerbangan Lombok-Sumbawa tiga kali seminggu.
Berkat bantuan Widijatmoko -- akrab disapa Erick -- yang membangun web www.pulaumoyo.com jadilah Kompas.com, Akhmad Zulfikri (Humas Merpati Nusantara
Airlines), dan Barry Kusuma (blogger) menyeberang ke Pulau Moyo melalui pantai di Kenanga Beach Cottage, Rabu (16/10/2013). Pukul 07.00 suara mesin kapal memecah kesunyian pagi dan melaju mengarah ke timur menuju Moyo. Matahari pagi pun turut mengiringi kapal mengarungi lautan ke pulau yang dikenal sepi dan hening itu.  

Selama ini warga Pulau Moyo menyeberang ke Sumbawa menggunakan kapal berdaya tampung 50 orang yang disumbangkan Amanwana Resort. Bagi warga Moyo tidak dikenakan biaya alias gratis menuju Sumbawa di mana jadwal penyeberangan setiap seminggu sekali yakni Kamis. Namun untuk penumpang umum dikenakan biaya Rp 15.000. Biasanya kapal inilah yang digunakan wisatawan atau backpackers untuk mengenal lebih dekat keindahan Moyo.

Labuhan Aji di Pulau Moyo adalah pelabuhan bagi kapal yang mengangkut penduduk Moyo dan wisatawan. Selama di Moyo, pilihan wisatawan menginap bisa di rumah penduduk atau
penginapan sederhana. Kompas.com sempat menginap di penginapan milik Pak Syukur dengan tarif per malam Rp 150.000. "Itu sudah termasuk makan tiga kali sehari," kata Erick.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Menuju air terjun Diwu Mbai di Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Kebanyakan rumah-rumah penduduk di Moyo berada di dekat pantai. Kediaman mereka berbentuk rumah panggung. Listrik di Desa Labuhan Aji hanya berfungsi di malam hari saja. Di Labuhan Aji hanya ada satu Sekolah Dasar (SD).

Selama berada di Pulau Moyo, wisatawan harus bersiap-siap menghadapi cuaca yang panas terik dan kondisi jalan yang tidak rata dan hanya bisa dilalui sepeda motor. Jangan bermimpi
menemukan mobil di Moyo. Pasalnya Moyo "menjual" keaslian alam dan kesunyian kepada wisatawan.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Turis mancanegara kembali ke kapal usai berwisata ke Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Rabu (16/10/2013).
Selain keindahan bawah laut yang memesona, Pulau Moyo juga menawarkan keindahan air terjun yang masih alami yakni Diwu Mbai dan Mata Jitu. Untuk menuju air terjun Diwu Mbai
dari Labuhan Aji, satu-satunya angkutan adalah ojek dengan tarif Rp 25.000. Tiba di lokasi air terjun pengunjung dikenakan karcis masuk sebesar Rp 10.000. Air terjun Diwu Mbai
sehari-hari selalu diramaikan anak-anak penduduk sekitar. Mereka bercanda ria, berayun-ayun dengan tali yang diikat di sebatang pohon sambil melompat ke air yang mengalir jernih. Sungguh bahagia melihat keceriaan mereka.

Kalau Anda ingin melihat air terjun dengan ketinggian melebihi Diwu Mbai serta kejernihan airnya yang benar-benar wah, keluarkan uang Rp 60.000 untuk menyewa ojek menuju Mata
Jitu. Menuju Mata Jitu, dibutuhkan kehati-hatian karena jalan tanah dan menanjak. Panas terik membuat debu-debu beterbangan sehingga jarak antar satu ojek dengan ojek lain tidak terlalu berdekatan untuk menghindari debu di siang bolong.

Perjalanan selama 30 menit dari Labuhan Aji dan jalan yang kurang bersahabat seketika terbayar saat Anda tiba di Mata Jitu. Untuk menuju air terjun ini harus dilanjutkan lagi dengan
berjalan kaki sekitar 5-10 menit menerobos hutan. Sampai di air terjun Mata Jitu, Anda akan dibuat terpesona oleh keindahannya. Airnya sungguh jernih, bebas polusi. Tak salah bila mendiang Putri Diana saat mengunjungi Moyo menyempatkan diri mandi dan merasakan kesejukan air terjun di tengah hutan belantara ini.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Air Terjun Mata Jitu di Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Usai mengunjungi kedua air terjun, tanpa terasa matahari mulai condong ke barat. Sempatkan waktu mengisi sore hari dengan snorkeling dan menikmati matahari terbenam (sunset) di Takat Sagele sekitar 1 kilometer sebelah barat Labuhan Aji. Anda harus menggunakan perahu menuju pulau mungil yang dipenuhi karang ini. Jika berbicara mengenai pantai, ada banyak pilihan pantai eksotis di Moyo. Anda bisa ke Raja Sua, Ai Manis atau Tanjung Pasir.

Untuk berlibur di Pulau Moyo selama 3 hari 2 malam, Erick membuat paket tur di mana wisatawan mengeluarkan biaya sebesar Rp 1,8 juta per orang. Paket ini sudah termasuk
pesawat Lombok-Sumbawa (pp), menginap semalam di Sumbawa, menyeberang ke Moyo, mengunjungi air terjun Diwu Mbai dan Mata Jitu, snorkeling di Takat Sagele, menginap di
Moyo serta city tour di Kota Sumbawa. "Saat balik ke Sumbawa, wisatawan diajak mampir dahulu di Tanjung Pasir untuk snorkeling sekitar sejam. Tapi jumlah peserta minimal harus 4
orang," kata Erick.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Murid di SDN 2 Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, mendapatkan bantuan alat tulis dari Merpati Nusantara Airlines, Jumat (18/10/2013).
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Desa Labuhan Aji di Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Jumat (18/10/2013).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com