Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertandang ke Negeri Orang Bahagia

Kompas.com - 22/11/2013, 10:42 WIB
KETIKA menginjakkan kaki di Swedia pada awal September lalu, negeri itu sedang dihujani pujian. Ia dinobatkan sebagai satu dari lima negara dengan penduduk paling bahagia di dunia bersama Denmark, Norwegia, Swiss, dan Belanda.

Laporan Columbia University's Earth Institute menempatkan Denmark di urutan pertama dan Swedia di urutan kelima dari survei pada 156 negara. Ukuran kebahagiaan itu atas dasar kemakmuran, pendapatan, jaminan kesehatan, bebas korupsi, dan bebas membuat pilihan hidup.

Warga Swedia, Sanna Lindberg—yang menjabat Kepala Sumber Daya Manusia Hennes&Mauritz AB—tidak setuju dengan predikat urutan nomor lima. ”Bagaimana bisa Denmark di urutan pertama? Kami lebih bahagia,” ujarnya ketika menyambut beberapa wartawan dari Indonesia.

Rekannya, Hacan Andersson, menimpali dengan nada bercanda. ”Warga Denmark terlalu banyak minum. Mungkin kami harus lebih banyak minum agar bisa di urutan pertama. Ha-ha-ha,” tambah Andersson.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN Orangtua di Swedia bergantian cuti untuk menjaga anak-anak mereka. Pemerintah Swedia memberi izin cuti pengasuhan anak hingga anak-anak berusia 1,5 tahun.
Berkunjung di Stockholm, ibu kota Swedia, menjelang akhir musim gugur agaknya menjadi waktu yang tepat untuk menilik kebahagiaan ala warga Swedia. Kafe dan restoran yang menghadap ke taman disesaki warga yang ingin menikmati limpahan sinar matahari menjelang musim dingin.

Ketika pelancong dari Indonesia sibuk mencari tempat duduk di bawah teteduhan pohon, penduduk Stockholm betah berlama-lama berjemur sambil menenggak segelas bir. Bersantai di udara terbuka terasa begitu nyaman karena udara kota yang begitu bersih.

”Musim gugur selalu menjadi favoritku. Musim dingin bisa minus 20 derajat celsius, kadang terasa musim dingin seperti tak akan berakhir. Itulah kenapa kami banyak bepergian ke tempat yang lebih hangat,” ujar Emily, warga Stockholm.

Matahari musim panas di Swedia pun tak pernah terasa terik. Suhu maksimal paling-paling 25 derajat celsius. Tak heran, sinar matahari yang kadang datang lalu pergi tertutup mendung itu jadi buruan warga di musim gugur. Beragam kegiatan seperti rapat sengaja dipindah ke luar ruangan tiap kali matahari bersinar hangat.

Jalan kaki

Menikmati cahaya matahari di taman atau sambil berjalan kaki menjadi kemewahan tak ternilai. Hanya butuh sepuluh menit bagi Emily untuk jalan kaki dari apartemennya menuju tempat kerja. ”Jumlah penduduk kami hanya 9 juta jiwa. Jalan kaki ke mana-mana begitu mudah,” tambahnya.

KOMPAS/MAWAR KUSUMA WULAN Kota Stockholm, Swedia, yang nyaman bagi pejalan kaki.
Jika tak ingin jalan kaki, transportasi umum seperti trem atau bus menjadi pilihan nyaman. Lalu lintas di kota terpadat di Swedia itu tak pernah macet. Mobil pribadi hanya satu-dua yang melewati jalan raya.

Lindberg menyebut bahwa kebahagiaan orang Swedia bisa tampak jelas dari keramahan dan senyum yang melekat di wajah mereka. Keramahan ala Swedia antara lain kami reguk ketika bertemu dengan Andreas Löwenstam, kepala desainer busana pria H&M.

Untuk menceritakan bagaimana ia memperoleh inspirasi dalam berkarya, pria yang banyak berkolaborasi dengan artis Hollywood ini mengajak jalan-jalan menikmati kenyamanan lingkungan sekitar apartemennya di wilayah Hornsgatan, Stockholm.

Jika punya cukup banyak waktu, Löwenstam biasa berjalan kaki 30 menit menuju kantornya. Kali ini, ia berjalan kaki dari apartemen rumahnya yang bekas gedung sekolahan ke sebuah toko majalah yang menjual beragam majalah mode. Dari kios kecil itu, ia lalu mengunjungi Herr Judit Store, toko yang menjual pakaian, aksesori, hingga perhiasan kuno ala Amerika.

Sore itu, kami berpapasan dengan bintang film asal Swedia, Michael Nyqvist, yang berperan sebagai Kurt Hendricks dalam film Mission: Impossible–Ghost Protocol. Nyqvist berjalan kaki tanpa pengawalan. Di sudut jalan yang lain juga tampak adik kandung Raja Swedia, Carl XVI Gustaf, sedang berjalan santai di taman kota seorang diri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com