Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit

Kompas.com - 24/11/2013, 09:16 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah wisatawan lokal yang meminati destinasi di Indonesia masih sangat menjanjikan. Setidaknya, 8 dari 10 responden survei Wego Indonesia setuju untuk menjelajahi Indonesia terlebih dahulu ketimbang traveling ke luar negeri.

Survei tersebut diselenggarakan secara global melalui kanal media sosial Wego, situs pencari dan pembanding informasi perjalanan terkemuka di Asia Pasifik dan Timur Tengah. Lebih dari 1000 responden di Asia Tenggara, India dan Australia berpartisipasi dalam survei yang berakhir pada Oktober 2013. Pada survei tersebut, responden ditanya apakah mereka setuju untuk traveling di dalam negeri dahulu sebelum ke luar negeri.

Responden negara-negara di Asia, termasuk Indonesia, umumnya setuju mengeksplorasi negeri mereka sebelum jalan-jalan ke luar negeri. Namun responden Australia tampaknya punya pendapat berbeda. Mayoritas mengatakan tak setuju.

Pendapat paling umum mengungkapkan mahalnya biaya liburan di Australia, terutama  jika dibandingkan dengan ongkos traveling ke destinasi-destinasi di Asia Tenggara. Bagi warga Australia, dua minggu liburan ke Thailand masih lebih murah ketimbang menghabiskan satu kali akhir pekan di Queensland.

BAYU MARTHEN Tato Mentawai.
“Saat ini semakin banyak maskapai penerbangan internasional yang menawarkan harga kompetitif. Ini menjadi tantangan tersendiri untuk industri pariwisata domestik,” jelas Joachim Holte, Chief Marketing Officer Wego, dalam siaran pers Jumat (22/11/2013).

Pendapat responden di Indonesia

Sebanyak 83 persen responden yang berdomisili di Indonesia sepakat bahwa penting untuk jalan-jalan di negeri sendiri sebelum berpetualang ke luar negeri. Alasannya, Indonesia punya ribuan destinasi yang cantik dan menarik untuk dikunjungi. Pun lengkap! Mulai dari gunung hingga pantai. Ditilik dari jenis aktivitasnya, Indonesia merupakan surga bagi penyelam, pendaki, sekaligus bagi penikmat kuliner hingga budaya.

Selain kelengkapan destinasi, banyak pendapat yang berbau ‘patriotis’. Misalnya, eksplorasi negeri sendiri sebelum ke luar negeri, diyakini bisa membuat mereka lebih memahami Indonesia dan kelak dapat menjadi ‘duta Indonesia’ yang baik dan mampu mempromosikan wisata Indonesia saat traveling ke luar negeri. Lainnya berpendapat, “Kita kerja di Indonesia. Kenapa harus buang uang ke luar negeri saat liburan?”

Meski pendapat umum menyatakan setuju untuk jalan-jalan di dalam negeri dulu sebelum traveling ke luar negeri, mereka juga menyebutkan sulitnya traveling di Indonesia. Mereka sadar akan fasilitas minim di Indonesia. Mulai dari akses yang sulit, penginapan yang kurang memadai, serta transportasi umum yang tak selalu tersedia.

Namun, karena berada di ‘rumah sendiri’ para responden cenderung merasa tidak terlalu terganggu dengan hal tersebut. “Rata-rata orang Indonesia ramah dan suka menolong. Jadi, ya enak-enak saja lah. Tapi tetap dong, pemerintah harus memperbaiki infrastruktur,” tulis salah satu responden.  

KOMPAS IMAGES/BANAR FIL ARDHI Wisatawan memanfaatkan sepeda untuk berkeliling Gili Trawangan, Lombok Barat, NTB, Sabtu (9/7/2011). Wisatawan dipatok tarif sewa sepeda sebesar Rp 15.000 perjam atau Rp 45.000 per hari.
Menilik pendapat minoritas, sebanyak 17 persen responden tak sepakat untuk mendahulukan traveling dalam negeri. Bagi mereka, traveling ialah traveling, tidak masalah mau berwisata di dalam negeri terlebih dahulu atau ke luar negeri. Yang penting dapat pengalaman baru dengan harga terjangkau. Karena faktanya, kadang-kadang biaya liburan ke Indonesia bagian timur masih jauh lebih mahal ketimbang ke Singapura, Malaysia ataupun Thailand.

Responden yang mengikuti survei ini mengaku sudah melakukan perjalanan di negeri sendiri. Sebanyak 23 persen mengaku traveling di Indonesia lebih dari lima kali dalam setahun. Sedangkan 41 persen mengaku jalan-jalan di Indonesia sebanyak 3-5 kali dalam setahun. Dan sisanya, mengaku jalan-jalan kurang dari tiga kali dalam setahun.  

Terkait traveling ke luar negeri, secara umum tercatat 84 persen responden yang mengaku jalan-jalan ke luar negeri kurang dari tiga kali setahun ataupun tidak pernah sama sekali.

Peranan media sosial

Dari survei tersebut ada indikasi penting bahwa media sosial berperan besar bagi responden dalam menentukan pilihan-pilihan mereka. Pada umumnya, orang suka liburan menyambangi destinasi baru sekaligus menunjukkan ke teman-teman mereka. Dengan media sosial yang dikuasai generasi muda saat ini, perilaku itu mendapatkan wadahnya.

KOMPAS/YUNIADHI AGUNG Yoseph Katup di Kampung Wae Rebo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Tanpa sengaja, media sosial seperti Facebook, Twitter ataupun Instagram menjelma menjadi media promosi tak resmi banyak destinasi baru di Indonesia. Berkat media sosial, banyak responden mengaku mengetahui destinasi lain yang luar biasa indah.

Sebanyak 156 dari 562 responden menyebutkan Bali sebagai destinasi yang harus dikunjungi minimal satu kali seumur hidup. Namun, mereka juga merekomendasikan sejumlah destinasi selain Bali. Seperti Bangka Belitung, Malang, Bukittinggi, Maluku, Raja Ampat, Alor bahkan Derawan.

"Media sosial memainkan peranan sangat penting dalam mempromosikan destinasi baru di Indonesia. Berkat media sosial, orang-orang di Indonesia jadi sadar bahwa mereka memiliki negeri luar biasa besar, indah dan kaya. Indonesia punya destinasi lengkap. Jadi, sangat masuk akal jika kini orang-orang Indonesia lebih tertarik untuk mengeksplorasi negeri mereka sendiri terlebih dahulu sebelum traveling ke luar negeri," ujar Graham Hills, Managing Director Wego Indonesia.

Dok. Kompas TV Sebuah pulau kecil dengan lubang di tengahnya bisa dijumpai sebelum masuk ke kawasan Kepulauan Wayag, Raja Ampat.
Menurut Graham, media sosial membuat para traveler lokal terinspirasi menjajal destinasi baru yang indah, pengalaman traveling yang baru tanpa harus keluar jauh dari 'zona nyaman' mereka. "Paling tidak, untuk menjelajah ke destinasi-destinasi baru di Indonesia, para traveler lokal ini tak punya kendala bahasa dan makanan," ujarnya.

Kecenderungan itu, selain terbaca dalam survei juga dapat dilihat dari aktivitas komunitas traveler di media sosial.  Wego Indonesia sendiri merupakan perusahaan yang sangat aktif berkomunikasi dengan traveler Indonesia melalui media sosial seperti Facebook, Twitter dan Google+. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com