Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Paju Gandrung Sewu Pentas di Pantai Banyuwangi...

Kompas.com - 24/11/2013, 15:14 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Belasan laki-laki menggunakan pakaian khas Banyuwangi berlari ke tengah lapangan. Mereka membawa sebilah kayu yang disebut kiling atau kincir angin yang dipasang di sawah untuk mengusir burung. Kiling terbuat dari bambu yang tingginya mencapai 10 meter. Sementara itu seorang laki-laki paruh baya membakar menyan. Bau khasnya mengawali fragmen Tari Gandrung Kolosal yang digelar di Pantai Boom, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (23/11/2013).

Setelah kiling terpasang, suasana magis semakin terasa. Beberapa penari Seblang memasuki lapangan diiringi dengan lagu Banyuwangi Podo Nonton. Seblang adalah cikal bakal dari penari Gandrung. Lalu muncul Gandrung pertama seorang laki-laki yang bernama Marsan. Lambat laut Gandrung berkembang dan lebih banyak dibawakan oleh perempuan yang di muncul pada fragmen seorang penari Gandrung yang diusung menggunakan tandu.

Penari Gandrung yang menggunakan selendang putih tersebut menggambarkan penari gandrung perempuan pertama yang bernama Gandrung Semi Kemudian beberapa penari Gandrung membawakan tarian Jejer Gandrung.

Sempat ada dialog yang menggambarkan pengiring menari bersama sambil memberikan saweran. Terkadang diselingi dengan suguhan minum. Namun akhirnya mereka bersepakat agar citra Gandrung harus baik dan terus tumbuh di masyarakat Banyuwangi.

Setelah fragmen tersebut selesai, ribuang gandrung diiringi pengiring atau yang biasa disebut "paju" masuk ke dalam lapangan. Usia mereka beragam mulai usia 9 tahun hinggai 71 tahun. Mereka menari Gandrung bersama-sama diiringi dengan gamelan Kembang Waru dan Embat-embat.

"Ada sebanyak 2.106 penari yang terlibat, baik penari Gandrung atau pengiring yang disebut 'paju'. Dan ada 161 kru termasuk puluhan penabuh gamelan (wiyogo) dan pesinden," jelas Budianto Ketua Panitia kepada Kompas.com.

Ia juga menjelaskan Tari Kolosal Gandrung Sewu dijadikan perhelatan khusus karena melibatkan interaksi dengan masyarakat, di mana Paju adalah para penonton pria yang ikut diajak menari. "Paju Gandrung biasanya dihadirkan saat masyarakat Using, suku asli Banyuwangi menggelar hajatan," jelasnya.

Sering Tampil di Istana

Aksi Paju Gandrung Sewu di Pantai Boom bukan hanya dilihat ribuan warga Banyuwangi tapi juga dihadiri langsung oleh mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Dalam sambutannya Megawati mengatakan saat dia masih kecil dan ayahnya, Soekarno masih menjabat sebagai Presiden, tarian Gandrung sering sekali dipentaskan di Istana Negara.

"Dulu saya sering sekali nonton Gandrung di Istana Negara. Dan saya berharap agar setiap daerah, budaya lokal terus ditumbuhkembangkan. Para penari juga bisa lebih memperbaiki kemahirannya menari Gandrung," katanya.

Sementara itu Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan jika Paju Gandrung Sewu merupakan sebuah pertunjukan yang menceritakan cuplikan cerita Gandrung yang berkembang di masyarakat. "Paju Gandrung Sewu ini akan memperkuat event atraksi wisata budaya di Banyuwangi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com