Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyiknya Berwisata Sejarah ke Pabrik Gula

Kompas.com - 24/11/2013, 20:29 WIB
KOMPAS.com - Pilihan berwisata kini semakin beragam. Selain wisata berbasis alam dan budaya, satu lagi jenis wisata yang patut dilirik adalah wisata sejarah. Nah, tempat yang asyik untuk berwisata sejarah adalah pabrik gula yang dikenal sebagai bangunan peninggalan Belanda.

Cara asyik berwisata ini pula yang dilakukan di Pabrik Gula (PG) Meritjan, Kediri, Jawa Timur. Di PG yang berdiri sejak 1809 tersebut, akhir pekan ini puluhan anak muda diajak berkeliling melihat lori-lori tebu hingga mesin penggilingan yang bisa tetap prima dalam memproduksi gula meski berusia uzur.

"Pabrik kami sudah lama hadir dan ikut membentuk budaya agraris di Kediri. Sebagian masih peninggalan Belanda, sebagian lagi telah kami ganti untuk kepentingan peningkatan produksi gula," ujar General Manager PG Meritjan, DD Poerwantono, Sabtu (24/11/2013).

Tampak puluhan anak muda dari komunitas Tani Club (kumpulan kaum muda yang menggeluti pertanian) keluar-masuk PG Meritjan yang merupakan unit usaha dari BUMN PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X). Kegiatan wisata sejarah berpadu fotografi ini diberi nama "Farmography". Sebelum memasuki pabrik gula, mereka juga diajak ke kebun tebu.

Sejumlah pemandu dari PG Meritjan menjelaskan tentang fungsi mesin dan tahun pembuatannya di pabrik berkapasitas giling 2.800 ton tebu per hari tersebut. Ada mesin-mesin di stasiun puteran, stasiun gilingan, hingga stasiun masakan. Stasiun-stasiun tersebut mempunyai fungsi-fungsi tersendiri dalam mengolah tebu menjadi gula kristal putih alias gula pasir.

Kepada para peserta Farmography, para pemandu menjelaskan tentang sejarah budidaya tebu menjadi gula yang telah hadir di Indonesia lebih dari dua abad silam. Kehadiran penjajah Belanda menandai sejarah industrialisasi gula di Indonesia.

Pada 1930-an, Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar di dunia setelah Kuba. Di masa penjajahan, gula menjadi komoditas andalan Belanda dalam mengeruk pundi-pundi uang dari tanah jajahan. Tak heran, ketika itu Hindia Belanda (Indonesia) disebut sebagai "gabus tempat mengapung negeri Belanda".

Namun, kini Indonesia menjadi importir gula. Minat kaum muda untuk menggeluti sektor pertanian menurun. "Karena itulah, kami pancing dengan berwisata sejarah sekaligus mengabadikan pabrik dalam karya fotografi. Kami buat fun untuk menunjukkan bahwa dunia budidaya tebu ini menyenangkan. Kita belajar sejarah sekaligus edukasi bahwa bisnis budidaya tebu cukup menjanjikan," kata Poerwantono.

Sekretaris Perusahaan PTPN X, M. Cholidi, mengatakan, pihaknya kini memang merancang wisata sejarah (heritage tourism) di pabrik gula. "Potensinya cukup besar, selama ini sudah jalan di sejumlah pabrik gula tapi masih bersifat sporadis. Banyak turis terutama Belanda yang punya keterkaitan dengan Indonesia, yang minat dengan jenis wisata ini," kata Cholidi. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com