Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Berburu Batik dan Puaskan Lidah di Cirebon

Kompas.com - 15/12/2013, 10:02 WIB
RUTINITAS bisa membuat warga Jakarta suntuk. Tak perlu berkeluh kesah dan penat hati. Cobalah berakhir pekan ke Cirebon dengan kereta api reguler atau kereta wisata. Sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui. Tidak hanya pengetahuan sejarah kesultanan Cirebon dikantongi, perut juga bisa terpuaskan.

Nasi jamblang, empal gentong, dan makanan lain khas ”Kota Udang” siap menyambut. Selain itu, kita juga bisa cuci mata sekaligus membawa pulang batik trusmi dan penganan khas daerah pesisiran tersebut.

Kereta wisata sudah lama beroperasi. Kereta dengan fasilitas mewah ini biasa digunakan untuk perjalanan Presiden RI atau Wakil Presiden RI. Namun, sejak tahun 2010, setelah PT Kereta Api Pariwisata terbentuk, kewenangan mengoperasikan dan memasarkan kereta wisata ini diserahkan kepada anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia itu.

Perusahaan ini menjadi semacam agen perjalanan. Sejak itulah kereta api wisata terbuka untuk umum.

”Sekarang tidak hanya untuk kegiatan pemerintahan. Kereta wisata bebas melayani siapa saja. Keluarga, arisan, kelompok masyarakat, partai politik, dan siapa saja bisa menikmati kereta wisata ini,” kata Kepala Pemasaran dan Penjualan PT Kereta Api Pariwisata, Frida Brotoatmodjo dalam perjalanan ke Cirebon, Sabtu (7/12/2013).

”Pemesanan harus 90 hari sebelumnya karena harus mengatur perjalanan kereta,” kata Frida. Kereta wisata dengan nama Nusantara, Bali, dan Toraja menawarkan fasilitas mewah. Sebaliknya, perjalanan dengan kereta reguler sama seperti kereta penumpang biasa.

Fasilitas berbeda membuat biaya wisata menggunakan kereta ini berbeda. Biaya paket wisata program sehari untuk perjalanan dengan kereta reguler Rp 350.000-Rp 950.000 per orang. Sementara untuk paket kereta wisata fasilitas mewah bisa mencapai Rp 2,6 juta per orang. Kalau menginap semalam (dua hari satu malam) biaya yang dikeluarkan Rp 3,6 juta per orang.

Pemandangan alam

Kereta Cirebon Ekpres melaju dari Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, menuju Cirebon, Jawa Barat, pukul 06.15, tepat seperti jadwal yang ditetapkan.

”Perjalanan ke Cirebon membutuhkan waktu sekitar tiga jam,” kata Ismail, salah sorang pelayan restoran yang melayani penumpang, sesaat setelah kereta melaju.

Bersama rekannya, Ismail melayani pesanan makanan rombongan karyawan berjumlah 150 orang dari sebuah perusahaan. Mereka menempati lima kereta, termasuk di antaranya dua kereta tambahan.

Selama perjalanan, sebagian penumpang itu sengaja membuat berbagai atraksi. Suasana pun jadi meriah. Sebagian lagi memilih menikmati indahnya pemandangan alam.

Tampak hamparan hijau padi dan ada yang baru ditanam, sudah tumbuh, menguning, hingga habis dipanen. Kesibukan petani nandur (menanam bibit padi di sawah) terekam dalam perjalanan itu. Jajaran hutan, perkebunan, sungai, dan jurang jadi pelengkap lanskap alam.

Pemandangan yang indah membuat mata seakan tidak mau lepas dari setiap momen yang dilintasi kereta. Paling tidak, pemandangan ini bisa mengusir penatnya hiruk-pikuk Jakarta yang telah menjadi rutinitas setiap hari.

Sembari menikmati eloknya pemandangan alam, Ismail dan rekannya menawarkan koran, cemilan, dan minuman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com