Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pengunjung Monjali Belum Penuhi Target

Kompas.com - 27/12/2013, 15:07 WIB
SLEMAN, KOMPAS.com - Pengelola Monumen Yogya Kembali (Monjali) harus bekerja keras demi mengejar target kunjungan wisatawan sebanyak 350.000 orang.

Hingga Kamis (26/12/2013) pelancong yang berlibur ke wahana museum perjuangan ini baru mencatat angka 312.771 pengunjung. Jumlah tersebut merupakan akumulasi kunjungan selama satu tahun.

Meskipun telah tercapai 80 persen, namun Kepala Bagian Operasional Monjali, Benny Soegito mengisyaratkan pencapaian target 350.000 pada akhir 2013 sulit diraih. Hal ini ia sampaikan karena bulan Desember tinggal menyisakan lima hari.

"Sepertinya agak sulit untuk memenuhi target 350.000 pengunjung selama setahun, karena 2013 tinggal menghitung hari," ungkap Benny saat ditemui di ruangannya.

Sambil menggerakkan penunjuk di layar komputernya, Benny menunjukkan data kunjungan yang diraih selama setahun belakangan ini. Di sana terlihat data kunjungan pada beberapa tahun terakhir. Angka kunjungan paling tinggi dibukukan pada tahun 2012 dengan jumlah pengunjung sebanyak 336.382.

Menurut Benny manajemen Monjali tidak menargetkan jumlah yang muluk-muluk untuk kunjungan pelancong. Ini dikarenakan jumlah kunjungan di Monjali hanya berkisar 2.000 hingga 4.000 orang per hari.

"Kami tidak mematok jumlah yang banyak untuk kunjungan selama setahun, karena jumlah kunjungan wisatawan selama satu hari juga fluktuatif. Selain itu segmen pengunjung museum juga berbeda jika dibanding tempat wisata lainnya," tutur Benny.

Meskipun cukup berat dalam mencapai kekurangan pengunjung sebanyak 37.229 dalam waktu enam hari, namun pihak pengelola Monjali tetap berpikir positif dan bekerja maksimal dalam melayani pengunjung.

Ini dibuktikan dengan pembenahan tata pameran ruang koleksi, berupa penggantian pinggiran koleksi foto, deskripsi serta perbaikan futstock. Beberapa CCTV yang mengawasi area museum pun telah dipasang guna menjaga keamanan koleksi dan pengunjung.

Selain itu Monjali juga memaksimalkan hari pelayanan. Seperti pada masa liburan seperti saat ini, museum perjuangan yang mengabadikan Serangan Umum Satu Maret buka setiap hari dari pukul 08.00-16.00, sedangkan khusus hari Senin jam layanan dihentikan pada pukul 14.00.

Upaya menggandeng pihak luar pun dilaksanakan manajemen Monjali, dengan menyelenggarakan travel dialogue di beberapa instansi sekolah di luar Yogyakarta. Langkah ini merupakan promosi langsung ke sekolah-sekolah, juga sekaligus mendapatkan masukan dari sekolah yang dikunjungi.

Hal ini diwujudkan melalui kerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, PT TWC, dan beberapa pihak swasta.

Benny menambahkan, pada tahun 2014 manajemen Monjali terpaksa menaikkan tiket masuk di museum tersebut. Hal ini disebabkan imbas kenaikan tarif listrik dan beban operasional lain.

"Tahun 2014 tiket masuk akan naik menjadi Rp 10.000 dari harga awal Rp 7.500. Namun demikian masih disediakan potongan harga 10 persen bagi mereka yang berkunjung dengan 30 orang lebih serta diskon 50 persen untuk rombongan dari panti asuhan dan TK," terangnya.

Menyambut pergantian tahun di area Monjali akan digelar berbagai hiburan, seperti pentas musik akustik, pelepasan lampion, pembagian terompet serta pesta kembang api. Acara tersebut mulai digelar pada pukul 17.00-01.00. Untuk dapat menikmati hiburan ini masyarakat cukup mengeluarkan biaya Rp 15.000. (Padhang Pranoto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com