Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Wajib Tanam Mangrove di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 03/01/2014, 19:54 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com - Hamparan laut luas yang indah, pasir halus serta deburan ombak yang memecah pantai di salah satu gugusan pulau seribu memang terasa menenangkan pikiran dan membuat tubuh jadi santai. Tak bisa dimungkiri kalau kepulauan seribu memang eksotis dan indah.

Dan kini, semakin banyak orang yang mulai terpikat dengan pesonanya. Jika dikelola dengan tepat, bukan tak mungkin kalau pesona pulau seribu akan lebih banyak memikat wisatawan domestik dan internasional.

"Kepulauan Seribu itu seksi, namun sampai saat ini masalah infrastrukturnya dan fasilitasnya yang diinginkan wisatawan internasional belum semuanya bisa dipenuhi," ungkap H. Asep Syaripudin, Bupati Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu di Pulau Untung Jawa, Jakarta Utara.

Sejak tahun lalu Asep sudah menerapkan dua sistem wisata, yaitu wisata bahari dan wisata edukasi. Wisata edukasi ini dilakukan pada hari Senin sampai Kamis, sedangkan wisata bahari dilakukan pada hari Jumat sampai Minggu.

"Di wisata bahari, program yang dilakukan adalah mengenalkan berbagai biota laut dan keindahan laut di sini. Sedangkan untuk wisata edukasi, program wisatanya berupa ikut serta dalam program penanaman pohon atau berkunjung ke penangkaran burung di pulau Rambut," paparnya.

Dengan adanya program ini, peningkatan wisatawan lokal dan internasional pun makin dirasakan. Selama tahun 2013, program kerja ini ditargetkan mampu menambah kunjungan sampai satu juta wisatawan. Namun tak disangka, sampai di bulan September 2013 lalu saja wisatawan yang datang sudah mencapai 1,3 juta.

Rencana tahun 2014

Di tahun 2014 ini, segudang rencana untuk meningkatkan pariwisata ke Kepulauan Seribu sudah dibuat oleh Asep. Mulai menambah berbagai fasilitas, akomodasi, serta memperindah pulau-pulau ini.

Hanya saja, ada berbagai tantangan yang dihadapi untuk mengembangkan pariwisatanya. "Sampai saat ini masalah yang cukup berat dihadapi adalah kurangnya kesadaran untuk menjaga serta kurangnya rasa memiliki terhadap pulau-pulau ini dari semua orang baik penduduk maupun pengunjung. Hal inilah yang akan dibenahi terlebih dulu," paparnya.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO Benteng Martello di salah satu ujung Pulau Kelor, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Salah satu programnya yang sedianya dicanangkan untuk meningkatkan hal ini sekaligus meningkatkan promosi wisata kepulauan seribu adalah bekerja sama dengan berbagai biro perjalanan, pemilik homestay dan pemilik kapal penyebrangan untuk mewajibkan setiap wisatawan ikut menanam pohon mangrove.

"Kepastian pelaksanaannya masih akan dibicarakan lagi. Inginnya sih dengan cara menambah Rp 750 - Rp 1.000 dari harga paket perjalanan per orang. Dengan ini mereka akan mendapatkan satu bibit mangrove yang bisa mereka tanam di pulau ini. Dengan demikian mereka akan merasa memiliki pulau ini karena mereka sudah pernah menanam pohonnya di sini," jelasnya.

Selain meningkatkan rasa saling memiliki, penanaman mangrove ini juga akan membantu menjaga kelestarian lingkungan. Seperti diketahui, penanaman mangrove juga akan membantu mencegah abrasi air laut. Sayangnya, dari 100 persen pohon mangrove yang ditanam, hanya 70 persen yang hidup sedangkan 30 persen lainnya akan mati atau hilang terbawa air laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com