Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Tsunami Aceh Terbengkalai

Kompas.com - 11/01/2014, 18:22 WIB
BANDA ACEH, KOMPAS — Tiga tahun setelah resmi dioperasikan, Museum Tsunami Aceh kini terbengkalai. Di museum itu sejumlah alat peraga rusak tidak dapat difungsikan dan beberapa koleksi tidak memiliki plang informasi.

Museum Tsunami Aceh diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 23 Februari 2009. Selama dua tahun dilakukan proses koleksi dan pada 8 Mei 2011 museum ini mulai dibuka untuk umum.

Pembangunan museum itu untuk mengenang tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 yang memakan korban tewas sekitar 240.000 jiwa. Suasana dan koleksi di museum tersebut didesain sedemikian rupa agar pengunjung dapat meresapi dahsyatnya tsunami.

Museum itu memiliki 55 koleksi, terdiri dari 7 unit maket, 22 unit alat peraga, dan 26 unit foto ataupun lukisan yang menggambarkan keadaan tsunami di Aceh. Namun, ketika memasuki ruang koleksi, suasana mengenang tsunami terusik oleh kondisi koleksi yang tak sempurna. Sejumlah koleksi, seperti ruang simulasi gempa, alat peraga rumah tahan gempa dan rumah tak tahan gempa, serta alat peraga gelombang tsunami, tak berfungsi.

Tombol untuk menyalakan ruang peraga gempa juga tidak menyala. Kondisi serupa terjadi pada alat peraga rumah tahan gempa dan tak tahan gempa.

Perawatan minim

Petugas pemandu di Museum Tsunami Aceh, Meili Nuzuliana, Jumat (10/1/2014), mengatakan, sejumlah koleksi itu rusak setahun terakhir. ”Kerusakan terjadi karena minimnya perawatan dan ulah tangan-tangan jahil,” katanya.

SERAMBI INDONESIA/M ANSHAR Pengunjung menikmati suasana di Gedung Museum Tsunami Aceh, Banda Aceh, Rabu (20/2/2013). Selain berisi informasi tentang gempa dan tsunami, museum berlantai empat dengan arsitektur modern yang dibangun tahun 2007 tersebut juga diperuntukkan sebagai tempat evakuasi bencana alam.
Kepala Museum Tsunami Aceh Zuhardi Hatta menuturkan, di museum tersebut terdapat 22 petugas pemandu, 12 petugas kebersihan, 9 tenaga keamanan, dan 6 teknisi. Ia menilai kinerja petugas belum optimal

”Penyebabnya, mungkin karena honor yang rendah. Saya sendiri hanya mendapat Rp 450.000 per bulan,” ujar Zuhardi yang juga karyawan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Adapun semua petugas tersebut merupakan petugas kontrak di bawah naungan Museum Geologi Bandung, Jawa Barat, yang dimiliki Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Di sisi lain, kata Zuhardi, status museum itu sampai sekarang kurang jelas. Museum itu bukan lembaga independen, melainkan lembaga di bawah naungan nota kesepahaman antara Kementerian ESDM dan Pemerintah Aceh. ”Biaya operasional museum sepenuhnya dari Kementerian ESDM, tetapi saya tak tahu nominalnya,” kata Zuhardi. (DRI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com