Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Earhouse, Romantisisme di Selatan Jakarta

Kompas.com - 14/01/2014, 11:16 WIB
IBU Kota terlalu banyak menyandang beban. Seakan-akan segalanya ada di Jakarta, termasuk tempat santai yang memanjakan telinga sekaligus rasa. Anggapan itu tidak benar. Sejumlah tempat di pinggiran Jakarta menawarkan hiburan kreatif mengisi hari-hari Anda yang berlalu cepat.

Satu dari deretan tempat ”tersembunyi” itu adalah kafe Earhouse di Ruko Pamulang Permai, Tangerang Selatan. Tempat sederhana yang dikelola musisi Endah Widiastuti dan Rhesa Aditya ini menawarkan paket lengkap. Bukan hanya musik live Endah dan Rhesa, pengunjung juga bisa belajar main gitar gratis, bercengkerama sesama penggemar musik, dan jika Anda punya bakat bisa tampil di kafe Earhouse.

Kamis (9/1/2014) malam, Earhouse begitu hidup. Tata cahaya yang pas dan ruang yang ramah menjadikan tempat mungil ini meriah dan hangat. Pertunjukan kecil yang sangat akrab sesekali diselingi cengkerama dan bernyanyi bersama. Seusai pertunjukan sekitar 1,5 jam, Endah dan Rhesa menghampiri beberapa pengunjung. Mereka ikut nimbrung dengan pengunjung berteman sajian kuliner hangat.

Sejak awal, Endah dan Rhesa menginginkan Earhouse sebagai tempat interaksi positif warga setempat. Tidak disangka, sejak dibuka September 2013 lalu, bakat musik anak-anak muda mulai terlihat. Endah dan Rhesa merasa ada energi positif yang menyebar di kafe itu.

Lagu ”Kiss from a Rose” yang dipopulerkan penyanyi Inggris, Seal Henry, dinyanyikan Endah dan Rhesa dengan mesra. Beberapa pengunjung ikut bersenandung, menggoyangkan kepala, dan menerawang entah ke mana. Untuk menikmati suasana itu, Anda tidak perlu membayar sepeser pun. Pengelola kafe menyediakan air putih gratis isi ulang bagi pengunjung yang hanya ingin menikmati pertunjukan musik.

”Tidak ada ruginya dekat dengan mereka (penggemar lagu-lagunya), justru ini keuntungan buat kami,” kata Rhesa.

Kafe berkapasitas sekitar 50 orang itu cukup hangat. Posisi kursi tidak kaku, ada yang dari sofa, selebihnya dari kayu. Harapanya, semua yang ada di kafe bisa larut dalam suasana hangat.

Selain musik, kafe juga menyediakan makanan dan minuman pendamping aktivitas santai. Sesuai keinginan Endah dan Rhesa, menu yang disajikan relatif ringan, murah, sekaligus enak. Untuk urusan ini, keduanya menggandeng rekannya, Gatot, yang mahir meracik kopi dan berpengalaman mengelola kafe di Semarang, Jawa Tengah.

Nama menu makanan Earhouse mirip judul lagu-lagu Endah dan Rhesa, seperti kou kou rouni dari lagu ”Kou Kou the Fisherman”, kopi pirates black dari lagu ”Living with Pirates”, dan susu remember dari lagu ”Remember Me”.

Penyaji menyarankan kami mencoba menu favorit, yakni minuman mg creme blend dan makanan kou kou rouni. Mg merupakan perpaduan kopi, cokelat dan krim. Adapun kou kou rouni adalah macaroni schotel dengan bahan utama makaroni, sosis, dan mozzarella.

Earhouse hanya menawarkan 12 jenis menu, yakni delapan minuman dan empat makanan. Semua menu ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Mg creme blend yang dibanderol Rp 21.000 menjadi menu paling mahal di kafe ini. Sementara kou kou rouni yang enak itu hanya Rp 15.000.

Endah dan Rhesa tak semata mencari keuntungan dari bisnis kafenya. ”Siapa saja boleh datang. Tak harus pesan (makanan atau minuman) karena kami menyediakan air putih dan Wi-Fi gratis. Kami ingin kafe ini jadi ruang interaksi bagi siapa saja,” kata Rhesa.

Kafe ini berada di rumah toko Pamulang Permai 1 Blok SH 1 Nomor 13, Tangerang Selatan. Kafe ini buka setiap hari pukul 15.00-23.00. Penanda lain, ruko ini terletak sekitar 200 meter dari Bundaran Pamulang di depan Universitas Pamulang.

Blues masuk hutan

Bagi Anda yang ingin suasana berbeda bisa mengunjungi Kampung99 Pepohonan di Depok. Kampung ini menjadi oase yang menyegarkan penggemar musik blues. Di tempat yang jauh dari suara bising, Anda bisa benar-benar mendapatkan quality time dengan sempurna. Kampung99 Pepohonan menyediakan taman musik. Anda dapat menikmati sajian musik lokal, nasional, dan internasional.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO Kou kou rouni
Agenda pertunjukan di taman musik berlangsung setiap hari Rabu minggu kedua dan hari Sabtu. Hari Rabu minggu kedua, pengunjung bisa menyaksikan grup musik Debu. Sementara hari Sabtu pertunjukan musik dari sejumlah genre musik, terutama blues. Sejumlah musisi dan grup musik nasional pernah tampil di taman musik. Gugun dari grup Gugun Blues Shelter, Emmand Saleh, Gideon Tengker, Indah Winar, Donny Suhendra, Jamrud, dan tentunya 99trees Band, band yang lahir dari komunitas Kampung99 Pepohonan.

Tahun 2013, taman musik Kampung99 Pepohonan mendapat kehormatan menjadi lokasi pertunjukan awal sebelum acara Jakarta International Blues Festival. Kegiatan itu dihadiri band-band blues dari sembilan kota di Indonesia. Mau menikmati sajian blues, luangkan waktu hari Sabtu ke taman musik.

Nia Rahmawati, penanggung jawab musik Kampung99 Pepohonan, mengatakan, bermusik di sana dibuat dalam suasana kekeluargaan. Nama-nama besar musisi nasional ataupun internasional yang tampil lebur dengan hangat. ”Tidak ada yang istimewa, semua bisa menjadi bintang di sini,” kata Nia. (Mukhamad Kurniawan/Andy Riza Hidayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com