Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Makan Dalam Sarang Burung

Kompas.com - 16/01/2014, 07:35 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Bagian utara Kota Bandung, Jawa Barat, yang terkenal dengan hawa sejuk pegunungan memang sangat cocok sebagai salah satu tujuan wisata bersama keluarga. Tepatnya di Jalan Komando, Kampung Cijanggel, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, ada satu tempat wisata baru bernama Dusun Bambu yang menarik untuk dijadikan salah satu referensi tujuan wisata akhir pekan.

Dusun Bambu yang terletak tidak begitu jauh dari Lembang memiliki keunikan dalam konsep yang tidak dimiliki oleh tempat rekreasi lainnya. Selain bisa menikmati kuliner khas Sunda di restoran Burangrang, pengunjung akan diajak mengenal lebih dalam tentang budaya Sunda serta lebih mendekatkan diri dengan alam.

"Untuk seluruh bangunan yang ada di Dusun Bambu ini kita namakan green architecture dengan mengedepankan konsep reduce, reuse, dan recycle. Bangunan di sini hampir 50 persen lebih materialnya menggunakan menggunakan bahan-bahan sisa dan bekas," kata Direktur Dusun Bambu, Ronny Lukito, Rabu (15/1/2014).

Selain itu, di tempat rekreasi seluas 15 hektar ini pengunjung juga bisa menikmati banyak pengalaman unik yang luar biasa seperti makan di atas pohon dalam sarang burung. Di dalam sarang burung ini pengunjung akan makan dengan cara lesehan sambil menikmati indahnya pemandangan hutan.

Selain itu, pengunjung juga bisa mengenal permainan anak-anak khas Sunda serta asyiknya menanam pohon. "Nanti pengunjung akan menanam bibit bambu dan akan diminta database-nya. Kita akan informasikan terus perkembangan pohon yang mereka tanam. Jadi kalau mereka ke sini lagi ada kenang-kenangan," paparnya.

Tak hanya makan dan bermain saja, pengunjung pun bisa menikmati lebih lama suasana alam yang ada di Dusun Bambu ini. Pengelola mempersilakan jika ada keluarga yang ingin menginap di bungalow dengan desain bangunan ala kampung sunda.

Namun sepertinya dalam satu hari tidak banyak keluarga yang bisa menginap. Pasalnya, pengelola hanya memiliki lima buah bungalow.

"Dalam membangun Dusun Bambu ini kita memperhatikan estetika, etika dan edukasi. Ketiganya harus seimbang. Jadi bukan hanya sekadar wisata alam saja. Kita juga berharap pengunjung yang ke sini mengalami refreshing, renewing dan pastinya perubahan diri. Ke depan, mereka menjadi sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan alam," ujar Ronny.

Masih ada lagi yang akan membuat pengunjung terkagum-kagum dengan tempat ini. Ronny mengatakan, pemandangan matahari tenggelam alias sunset terlihat sangat cantik dari tempat ini. Sayang, pada saat Kompas.com mengunjungi Dusun Bambu dalam kondisi hujan.

"Yang pasti di sini tidak ada game-game berbahaya seperti flying fox dan lain-lainnya. Semuanya adalah game-game yang akan memberikan edukasi kepada anak-anak," tegasnya.

Ronny melanjutkan, saat ini Dusun Bambu tengah fokus untuk mengumpulkan 1.200 macam jenis bambu dari seluruh dunia. Jika kelak sudah terkumpul semua, tambah Ronny, Dusun Bambu akan menjadi tuan rumah Konferensi Bambu Sedunia pada tahun 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com