Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liverpool Tak Melulu Sepak Bola dan Musik

Kompas.com - 09/02/2014, 14:28 WIB
LIVERPOOL tak melulu soal sepak bola dan musik. Menikmati kemegahan dan keindahan gedung-gedung berarsitektur Victorian yang terpelihara dengan utuh cukup memanjakan mata. Pantas jika kota ini ditunjuk sebagai European Capital of Culture pada 2008 oleh Uni Eropa untuk menyelenggarakan berbagai event budaya.

Ada berbagai atraksi menarik yang bisa dikunjungi selain Anfield dan situs-situs sejarah perjalanan The Beatles. Berkeliling kota ini bisa dengan berjalan kaki menyusuri jalur pedestrian yang lebar dan bersih atau dengan naik Sightseeing Tour Bus.

Dengan naik bus ini, penumpang akan dibawa mengelilingi kota dengan 12 pemberhentian yang menarik. Jika cuaca memungkinkan, penumpang bisa duduk di atap bus.

Liverpool adalah kota dengan bangunan tua terbanyak selain London sehingga duduk di atap bus adalah cara terbaik untuk menikmati keindahan bangunan kuno yang sangat terpelihara tersebut.

Bus berangkat dari Canada Boulevard di Pier Head, di depan bangunan Royal Liver Building, Cunard Building, dan Port of Liverpool Building. Di puncak Royal Liver Building terdapat patung Liverbird, burung mitos yang dipakai sebagai simbol kota dan juga simbol Liverpool FC.

Perjalanan mengelilingi kota dengan bus wisata ini akan berakhir di pecinan dan Albert Dock sebelum kembali ke Canada Boulevard. Puas berkeliling kota, mampir ke sejumlah galeri dan museum bisa menjadi pilihan.

Selain museum The Beatles Story, kota ini juga memiliki Museum of Liverpool. Museum baru tersebut dibangun di tepi Sungai Mersey.

Koleksi di dalam museum mendemonstrasikan kontribusi Liverpool kepada dunia dan telah dikunjungi ribuan orang sejak dibuka pada Juli 2011 lalu. Kemudian juga ada museum yang menyajikan sejarah maritim, yakni Merseyside Maritime Museum Liverpool.

Salah satu atraksi yang tak kalah menarik adalah patung Superlambanana. Patung ini cukup kontroversial karena selain warnanya yang kontras dengan lanskap di sekitarnya, juga maknanya.

Patung karya Taro Chiezo, pematung asal Jepang, ini pertama kali ditampilkan di suatu sudut jalan di Liverpool pada 1998 sebagai bagian dari pertunjukan ArtTranspennine98.

Chiezo pada awalnya hanya membuat sebuah model patung setinggi empat inci. Patung tersebut berbentuk sebuah binatang rekaan, gabungan antara pisang dan domba. Berikutnya, pematung lokal bernama Andy Small, Julian Taylor, Tommy Reason, dan Ray Stokes membuat patung berdasar model itu dengan ukuran setinggi sekitar tiga meter.

Patung ini oleh pembuatnya dimaksudkan sebagai pengingat akan bahaya rekayasa genetika. Bentuknya sangat terpengaruh dengan sejarah Liverpool sebagai kota pelabuhan di mana kargo utama mereka adalah ekspor wol (bulu domba) dari Lancashire dan impor buah pisang.

Dalam waktu tertentu, patung berwarna kuning cerah ini akan dipindah ke sejumlah titik di kota. Saat ini, patung Superlambanana ini terpasang di depan salah satu gedung kampus Universitas John Moore di pusat kota.
Pusat belanja

KOMPAS/PRASETYO EKO PRIHANANTO Berkeliling Liverpool bisa dilakukan dengan jalan kaki melewati jalur pedestrian yang lebar dan nyaman ataupun dengan naik bus wisata. Cara terbaik menikmati kemegahan bangunan kuno yang terawat di kota ini adalah dengan naik ke atap bus ini jika cuaca mengizinkan.
Jika ingin berbelanja, di pusat kota terdapat pusat perbelanjaan bernama Liverpool One yang menjadi salah satu kompleks perbelanjaan terbuka terluas di Eropa. Ada lebih dari 160 toko, mulai dari cenderamata, pakaian, hingga peralatan elektronik.

Desain arsitektur pusat perbelanjaan ini sangat menarik dengan tempat berjalan kaki yang lebar dan terbuka.

Cenderamata terkenal tentu adalah segala pernak-pernik yang berhubungan dengan sepak bola dan musik. Di pusat perbelanjaan ini, dua toko resmi milik Liverpool dan Everton bersaing berdampingan. Toko tersebut menjual jersey dan segala macam pernak-pernik kedua klub tersebut.

Untuk mendapatkan cenderamata The Beatles, salah satu toko yang menyediakan lengkap berada di lantai dua museum The Beatles Story. Toko bernama The Fab4 itu menjual gelas, kaus, magnet kulkas, gelang, gantungan kunci, dan pernak-pernik bertemakan John Lennon dan kawan-kawan. (RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com