Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Promosi Sukses Pariwisata Malaysia

Kompas.com - 15/02/2014, 08:58 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Malaysia dengan slogan pariwisata "Malaysia, Truly Asia" dianggap banyak pihak sebagai salah satu negara yang sukses melakukan promosi pariwisata. Sederhana saja, begitu mendengar kata "Malaysia," banyak orang langsung dapat mengaitkannya dengan slogan "Truly Asia" seolah keduanya memang satu kesatuan.

"Kita bisa saja mengatakan kita yang lebih Truly Asia. Kita lebih beragam dari sisi sumber daya alam, budaya, makanan, masyarakat, dan sebagainya. Kita punya semua yang bagus," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu di Jakarta, Kamis (13/2/2014).

Mari menyatakan slogan promosi wisata dan hal sejenis merupakan bagian dari apa yang disebut sebagai "National Brand." Ini terdiri dari beberapa aspek, seperti pariwisata, ekspor, masyarakat, pemerintahan, kebudayaan, serta investasi dan imigrasi.

"Malaysia memulai slogan promosi pariwisata ini sejak tahun 1998 atau setelah krisis keuangan global. Pada dasarnya mereka punya 2 atau 3 hal yang sangat menonjol dari mereka dan konsisten mengedepankan hal-hal itu, seperti historis dan estetis," ujar Mari.

KOMPAS/NINUK MARDIANA PAMBUDY Arung jeram di Bakas River Rafting di Sungai Melangit, Desa Bakas, Klungkung, Bali, cocok untuk pemula dan berketerampilan sedang.
Meskipun demikian, Indonesia tampaknya kesulitan mencari 2 atau 3 hal penting yang menonjol dari negeri ini dan konsisten menonjolkannya. Padahal, kata Mari, Indonesia memiliki berbagai potensi yang sangat luar biasa.

"Kita punya semua yang bagus. Tapi yang membuat kita berbeda dari negara-negara lain adalah masyarakat, di samping alam dan budaya. Masyarakat Indonesia dipandang sebagai masyarakat yang ramah dengan tulus tanpa dibuat-buat," ujar dia.

Keramahan masyarakat Indonesia ini yang membuat orang merasa disambut, diterima, dan nyaman saat mengunjungi Indonesia. Selain itu, Mari memandang masyarakat Indonesia juga tak mudah tercerai-berai. "Kita sering sekali dilanda berbagai krisis, tapi negara kita tidak pecah. Makanya aspek masyarakat kita kedepankan dalam promosi pariwisata," jelas Mari.

Sebagai bukti pengedepanan aspek kemasyarakatan dalam promosi pariwisata, lanjut Mari, masyarakat selalu dihadirkan dalam setiap unsur promosi pariwisata. "Sebelum kita mau 'ajak' orang untuk investasi, kita beri selayang pandang dulu tentang Indonesia dan masyarakatnya. Di gambar-gambar promosi pariwisata Indonesia, tidak hanya keindahan alam dan keberagaman budaya yang kita tampilkan, tapi juga masyarakat," jelas mantan Menteri Perdagangan ini.

Kompas/Iwan Setiyawan Sejumlah warga berebut menangkap sesaji yang dilemparkan suku Tenggger ke kawah Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, pada puncak perayaan Yadnya Kasada, Minggu (6/9/2009). Yadnya Kasada merupakan ritual warga suku Tengger dengan melarung hasil bumi atau ternak ke kawah Bromo sebagai wujud penghormatan terhadap nenek moyang mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com