"Kunjungan wisatawan ke Yogyakarta mengalami penurunan, terlihat dari okupansi hotel yang turun hingga 60 persen serta banyak agenda pertemuan yang dibatalkan pada akhir pekan ini," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Deddy Pranawa Eryana di Yogyakarta, Minggu (16/2/2014).
Menurut Deddy, pemerintah daerah cukup tanggap dalam melakukan penanggulangan abu vulkanik yang menyelimuti wilayah tersebut secara merata.
Namun, lanjut dia, akses masuk ke Yogyakarta yang masih terbatas ikut mempengaruhi kondisi pariwisata di wilayah tersebut. Sejak tiga hari terakhir, Yogyakarta hanya bisa diakses melalui perjalanan darat karena Bandara Adi Sutjipto belum dapat dibuka.
"Bandara menjadi faktor utama untuk mendukung sektor pariwisata di Yogyakarta. Kami berharap, bandara bisa segera dioperasionalkan sehingga sektor pariwisata bisa secepatnya pulih," kata Deddy yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (BP2KY).
"Kami sangat berharap, kegiatan pariwisata di Yogyakarta sudah mulai pulih pada Selasa (18/2/2014), begitu juga bandara bisa segera dioperasionalkan," katanya.
Upaya membersihkan abu vulkanik terus dilakukan secara bergotong royong oleh berbagai elemen masyarakat, baik itu di jalan-jalan protokol, maupun di pusat perekonomian seperti pasar tradisional.
Pemerintah Kota Yogyakarta telah mengeluarkan dana Rp 1 miliar dari dana tak terduga yang dimiliki untuk mendukung pemulihan Yogyakarta agar seluruh aktivitas bisa segera kembali berjalan normal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.