Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cita Rasa Mandar dan Padang Menyatu dalam Deyutettu

Kompas.com - 23/02/2014, 09:15 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Tak hanya suku dan etnisnya yang beragam bisa hidup toleran dan menyatu di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Cita rasa masakan yang mewakili dua kultur berbeda pun bisa disatukan hingga menciptakan cita rasa dan selera masakan baru yang nikmat dan sehat. Dengan memadukan beberapa bumbu tambahan dan mengolah dengan cara berbeda, menjadikan sayur lalapan daun singkong yang identik dengan masakan padang ternyata bisa diterima luas masyarakat Polewali Mandar. Anda penasaran?

Tak ada salahnya mengisi liburan anda bersama keluarga atau orang terkasih sambil mencoba menikmati masakan yang kaya kandungan gizi ini. Menikmati lalapan daun singkong rebus yang disajikan hampir semua warung padang di Indonesia mungkin sudah biasa. Tapi menikmati sayur singkong atau deyutettu dalam bahasa etnis Mandar yang biasanya disantap bersama ikan atau ayam goreng dan tempe goreng dijamin menawarkan cita rasa khas dan nikmat.

Deyutettu diolah khusus dengan cara ditumbuk halus dan diberi aneka bumbu lokal seperti minyak mandar, daun bawang mandar, kunyit mentah, serei, merica, bawang merah dan putih, lengkuas dan santan kelapa murni.

Sejak masakan sayur deyutettu yang memadukan selera dua kultur Mandar dan Minang yang berbeda diperkenalkan Koto Gadang, salah satu warung keluarga di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Lauk pauk yang kaya vitamin protein ini langsung memikat hati warga Polewali Mandar yang terdiri dari beragam suku dan etnis.

Harganya yang relatif murah yakni dengan Rp 20.000 pengunjung sudah bisa memanjakan selera dengan menikmati deyutettu lengkap dengan lauk pauk lainnya seperti ikan atau ayam goreng dan tempe goreng. Tak heran jika warung Koto Gadang milik Jon Hendri yang terletak di Jalan Andi Depu Polewali Mandar ini selalu ramai dikunjungi warga. Warung yang menawarkan menu khusus deyutettu ini bahkan kerap menjadi referensi bagi keluarga untuk bersantap bersama keluarga atau orang terkasih.

Untuk mengolah deyutettu menjadi santapan nikmat di lidah pelanggannya, caranya cukup sederhana. Daun singkong muda yang telah dipilih ditumbuk halus terlebih dahulu. Sejumlah bumbu seperti minyak mandar, daun bawang mandar, serei, cabe merah besar, merica, bawang merah dan putih, serta kunyit mentah yang telah dibersihkan selanjutnya ditumis di atas wajan.

Setelah aroma dan rasanya merebak santan kelapa murni kemudian dituangkan ke atas wajan. Setelah beberapa menit dimasak, sayur khas perpaduan dua kultur berbeda ini pun siap disajikan.

Syarif, salah satu penikmat deyutettu mengaku jatuh hati dengan masakan ini. Syarif kerap mengajak istri dan anak-anaknya di waktu libur untuk bersantap siang atau malam di warung yang menyajikan masakan khas ini. Menurut Syarif, sajian lauk deyutettu tak hanya nikmat untuk disantap tapi juga kaya akan vitamin yang berkhasiat untuk kesehatan tubuh.

“Rasanya nikmat dan bergizi. Harganya murah, warungnya juga bersih makin membuat selera bertambah,” ujar Syarif.

Jon Hendri, pemilik warung Koto Gadang yang semula membuka usaha warung dan menawarkan menu lalapan daun singkong khas menu Padang ternyata tak cukup laris dan disukai lidah warga Mandar. Dia pun mencoba mengolah daun singkong yang kaya gizi ini dengan cara lain.

Jon yang piawai mempermainkan selera pelanggannya ini sengaja meracik masakan yang mewakili dua kultur yang berbeda selera dan asal usul menjadi satu. “Deyutettu menyatukan dua selera rasa menjadi satu. Perpaduan bumbu lokal dan cara pengolahan membuat sayur tettu memiliki cita rasa berbeda yang ternyata cukup diminati konsumen,” ujar Jon.

Popularitas racikan masakan Jon membuat warung yang baru beberapa bulan berdiri ini langsung menjadi buah bibir. Tak heran Jon kini tak hanya melayani pelanggan setia yang datang ke warung miliknya, tapi juga kini sibuk melayani permintaan nasi kotak dengan menu yang sama untuk berbagai kegiatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com