JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan 10 ribu yacht akan berlayar di perairan Indonesia pada 2019 setiap tahunnya. Ini merupakan salah satu upaya menjadikan perairan Indonesia sebagai perlintasan kapal-kapal layar (yacht) wisata dari seluruh dunia.
Hingga 2013 Indonesia baru kedatangan sebanyak 1.000 yacht setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh sulitnya perizinan untuk masuk wilayah perairan Indonesia.
“Lebih dari 10 ribu yacht melingkar di wilayah luar Indonesia tapi mereka merasakan sulitnya perizinan untuk masuk wilayah Indonesia,” ujar Achyaruddin, Direktur Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Event Kemenparekrat di Jakarta, Kamis (27/2/2014).
Untuk mencapai target tersebut, Kemenparekraf berusaha untuk mempermudah perizinan bagi yacht asing yang berlayar ke Indonesia. “Di setiap titik singgah ada sukarelawan yang bisa dihubungi untuk membantu para yachter mengurus perizinan,” tambah Achyaruddin.
Kemenparekraf juga akan terus melakukan promosi melalui event-event seperti Sail Indonesia, Sail Bunaken, Sail Wakatobi – Belitung, Sail Banda, dan Sail Komodo. Event-event tersebut diharapkan bisa menjaring yacht asing untuk berlayar di Indonesia meski masih harus menghadapi masalah perizinan, keimigrasian, izin tinggal, dan masalah teknis lainnya.
Menurut Achyaruddin, Indonesia memang diinginkan oleh para pelayar untuk menjadi playground yacht mancanegara. “Kalau mereka ke wilayah Pasifik, mereka butuh waktu yang lama untuk mencapai daratan, sementara di Indonesia, paling lama seminggu sudah bisa menemukan daratan untuk disinggahi,” paparnya.
Kedatangan yacht juga dapat menembus keterisolasian pulau-pulau kecil yang memiliki potensi wisata bahari, namun sulit diakses wisatawan karena keterbatasan infrastruktur dan fasilitas wisata.Hingga saat ini Indonesia telah memiliki 18 exit entry yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Selain itu, dari 2004 hingga 2013, 50 daerah telah membuka titik singgah bagi yacht asing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.