Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantai Sungai Bakau, Sebuah Muara Berpasir Putih

Kompas.com - 04/03/2014, 11:03 WIB
OMBAK pagi itu bergulung perlahan membasahi pasir putih di bibir pantai. Anginnya bertiup menyusuri sela-sela pepohonan cemara pantai dan kelapa yang menjulang tinggi. Padang rumput, ilalang, dan pelepah daun nipah yang bergoyang serta gerombolan kera liar seolah menyambut siapa pun yang akan berkunjung ke Pantai Sungai Bakau.

Itulah Pantai Sungai Bakau yang berjarak sekitar 15 kilometer (km) arah timur dari kota Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah. Lokasi ini dapat ditempuh sekitar 20 menit menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat dari Kuala Pembuang. Namun, belum ada kendaraan umum untuk menjangkaunya sehingga pengunjung yang tak punya kendaraan sulit menuju ke sana.

Warga menyebutnya Pantai Sungai Bakau karena pantai yang juga menjadi muara dari Sei (Sungai) Bakau itu di kanan dan kirinya ditumbuhi banyak pohon bakau.

Sebelum sampai ke gapura obyek wisata yang berada di Kecamatan Seruyan Hilir Timur itu, pengunjung akan disuguhi paduan pemandangan padang rumput dengan ilalang dan pohon nipah. Padang rumput yang luas itu dipercaya penduduk sebagai sebuah kerajaan gaib yang dipimpin Amin Kalaru, seorang ”datuk”. Oleh sebab itu, siapa pun yang melintasinya harus bersikap sopan dan tidak aneh-aneh. Wisatawan juga tak boleh buang air kecil sembarang atau kalau perlu ”permisi” saat melintas dan memotret padang rumput tersebut.

Jika pengunjung berangkat dari arah Sampit, Kotawaringin Timur, yang berjarak 1,5 km, gerombolan kera liar akan menyambut di jalan antara Pantai Ujung Pandaran dan Pantai Sungai Bakau.

Setelah memasuki gerbang wisata, pengunjung seperti disambut batang pohon kelapa yang berjajar rapi. Nyiur yang melambai seakan-akan juga mengucapkan selamat datang kepada wisatawan. Tak luput deretan pohon cemara dengan daunnya yang berbentuk jarum-jaruman bergoyang tertiup angin. Ombak bergulung pelan dan relatif aman karena pantai dilindungi pemecah ombak yang dibangun sejajar dengan bibir pantai. Untuk menikmati pantai sepanjang sekitar 800 meter tersebut, pengunjung dipungut retribusi Rp 5.000 per orang.

Di sekitar Pantai Sungai Bakau juga tersedia lapangan parkir yang luas sehingga pengunjung mudah memarkir kendaraannya. Sejumlah gazebo kecil beserta tempat duduknya dibangun bagi para pengunjung untuk melepas lelah seraya menikmati deburan ombak dan menatap garis cakrawala di Laut Jawa. Selain itu, berdiri sebuah pendapa dan panggung hiburan yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk menampilkan hiburan rakyat.

Jalur joging juga sudah disediakan melintasi sela-sela pohon kelapa. Jangan khawatir jika Anda tak membawa bekal. Area untuk pedagang dibangun di dua bangunan yang berukuran sekitar 5 meter x 7 meter. Di bagian timur pantai terdapat pulau kecil yang ditumbuhi banyak pohon cemara, yang disebut Pulau Seribu Cemara.

”Di sini suasananya menyenangkan dan menenangkan. Hampir setiap akhir pekan saya dan keluarga datang ke sini,” kata Mully (32), pengunjung asal Kecamatan Seruyan Hilir, Seruyan, Selasa (25/2/2014).

Mully datang bersama Merawati (40), Wikan (35), dan rekan-rekan sekantornya di Sekretariat DPRD Kabupaten Seruyan untuk menghadiri perayaan Hari Pers Nasional 2014. Mereka pun menyempatkan foto bersama di bibir pantai.

Tak akan pernah habis

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Seruyan, Megantoro mengatakan, peningkatan pengunjung di Pantai Sungai Bakau terus terjadi tiap tahun. Sebab itu, pengembangan kawasan pariwisata terus didorong dan bersinergi dengan penduduk setempat, misalnya saat membuat warung makan dan tempat tinggal atau penginapan untuk menambah daya tarik. ”Pada 2012, jumlah pengunjung tercatat 19.301 orang dan pada 2013 naik hingga 24.371 orang. Tahun 2014, jumlahnya diperkirakan lebih banyak,” kata dia.

Menurut Megantoro, kawasan Desa Sungai Bakau itu juga dikenal dengan pasar ikan segar hasil tangkapan para nelayan. ”Pengunjung dapat membeli ikan langsung dari nelayan. Selain itu, penduduk juga menjual terasi sebagai campuran penyedap sambal atau masakan,” ujarnya berpromosi.

Bupati Seruyan Sudarsono mengatakan, pemerintah daerah telah membebaskan lahan di sekitar Pantai Sungai Bakau seluas 3 hektar. ”Untuk lebih menarik pengunjung, dalam waktu 3-4 lagi akan disediakan kapal khusus untuk memancing bagi wisatawan. Kapal itu dapat mengantar wisatawan memancing di tengah laut,” kata dia.

Pemerintah pun akan menyiapkan dua paket wisata. Paket wisata bagian selatan berupa wisata danau, laut, termasuk Pantai Sungai Bakau, dan susur sungai. Adapun paket wisata bagian utara berupa wisata budaya, situs sejarah pahlawan Tjilik Riwut, riam, air terjun, dan pegunungan. ”Pemerintah Kabupaten Seruyan segera bekerja sama dengan pemerintah daerah Kotawaringin Barat untuk membuka akses jalan dari Taman Nasional Tanjung Puting menuju Seruyan. Infrastruktur jalan juga akan ditingkatkan kualitasnya,” tambah Sudarsono.

Kini, Pemkab Seruyan bertekad mengembangkan potensi wisata karena potensi wisata tak akan habis jika terus digali. ”Wisata akan mengembangkan ekonomi rakyat daripada tambang. Berbeda dengan pengembangan tambang yang potensinya akan habis,” ucap Sudarsono lagi.

Tentu bukan mimpi jika Seruyan yang memiliki luas 16.404 km persegi dengan 10 kecamatan dan 101 desa itu ingin mewujudkan pariwisatanya sekarang. (Wilibrordus Megandika Wicaksono)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com