"Sedikitnya ada 300 etnis di Indonesia yang memiliki kuliner, namun yang tergarap baru sekitar 10 persen saja. Karena itu kami di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan terus mendorong juru masak mengembangkan kreasi dalam penyajian makanan kepada wisatawan yang datang ke Tanah Air," kata Syamsul Lussa di sela pameran "Food, Hotel and Tourism Bali 2014" di Nusa Dua, Kamis (6/3/2014).
Syamsul mengatakan peluang Indonesia untuk memperkenalkan makanan kepada masyarakat dunia cukup terbuka, karena masing-masing etnis dan daerah memiliki makanan khas yang patut diperkenalkan kepada masyarakat internasional.
"Beragam kuliner tersebut menjadi khazanah menu makanan Nusantara sehingga ini juga menjadi penunjang pariwisata yang ada di Indonesia," ucapnya.
Menurut Syamsul, wisatawan asing yang datang ke Indonesia tidak hanya ingin menikmati keindahan pemandangan dan seni budaya, tetapi mereka juga ingin menikmati kuliner daerah.
Menyinggung upaya promosi kuliner Indonesia, lanjut Syamsul, seiring kemajuan pariwisata di Tanah Air, maka semua elemen masyarakat dan para juru masak hotel harus melakukan inovasi dan kreativitas sehingga mampu menarik minat wisatawan untuk menikmati menu makan tersebut.
"Kita harus mampu mempromosikan kuliner Indonesia seiring pesatnya perkembangan pariwisata di Tanah Air. Kita harus mampu bersaing dalam menyajikan makanan," ucapnya.
Syamsul mengakui makanan Indonesia yang terkenal adalah rendang. Kini makanan asal Sumatera tersebut sudah mampu menembus pasar dunia. "Rendang menjadi makanan favorit di dunia internasional, bahkan mendapat predikat nomor satu dunia," katanya.
Syamsul mengharapkan setelah masakan rendang dikenal di dunia, nasi tumpeng Nusantara juga akan semakin dikenal di dunia. "Kami sudah lakukan promosi dalam setiap kesempatan pameran. Selain itu, di setiap kegiatan yang berkaitan kuliner di hotel juga disajikan nasi tumpeng Nusantara tersebut," katanya.
"Sejalan dengan perkembangan tren pasar yang dinamis serta terus berubah maka setiap produk perlu dipamerkan sehingga semakin dikenal dan berkaitan dengan bisnis pariwisata tingkat dunia," kata Wiwiek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.