Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menparekraf: Peluang Desa Wisata Terbuka Lebar

Kompas.com - 19/03/2014, 15:14 WIB
TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengatakan peluang desa wisata sebagai salah satu cara untuk menjaring wisatawan nusantara dan mancanegara terbuka lebar mengingat makin banyak masyarakat menyukai perjalanan alam.

"Tentu kementerian akan mendorong dan mendukung pengusaha yang ingin mengembangkan dewa wisata," kata Mari Pangestu di Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (19/3/2014).

Mari berada di Temanggung untuk mengunjungi potensi wisata desa di Dusun Kelingan, yang menjadikan kearifan lokal sebagai tujuan wisata.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Turis menyusuri persawahan di Ubud, Bali, dengan sepeda.
Menurut Mari, desa wisata saat ini sudah menjadi salah satu ikon untuk menjaring wisatawan yang selama ini hanya menginap dan berkunjung di kota besar saja.

Di desa wisata, wisatawan bisa menginap di penginapan dengan nuansa desa dan bisa melihat sawah dan kearifan lokal masyarakat desa. "Saat ini sudah banyak desa wisata yang dikembangkan pengusaha di berbagai daerah," katanya.

Sejumlah daerah yang sudah memiliki desa wisata, antara lain di Bali, NTT, NTB, Jawa Tengah. "Semua daerah memiliki potensi desa wisata yang menarik untuk dikembangkan," katanya.

Singgih S Kartono, pendiri Magno/Spedagi dan pengusaha desa wisata, mengatakan desa wisata saat ini memang banyak diminati wisatawan, khususnya dari mancanegara yang ingin mengetahui kehidupan masyarakat di desa.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Wisatawan mencoba menggunakan alat ani-ani untuk memanen padi di Desa Tamanagung, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Wisatawan, lanjut Singgih, saat wisata bisa melihat bahkan ikut menanam dan memotong padi, menanam sayur dan buah-buahan, hingga berkunjung ke rumah penduduk untuk melihat pembuatan kerajinan. "Melalui desa wisata wisatawan akan berada dalam suasana yang berbeda dan langsung bersentuhan dengan alam," katanya.

Singgih menambahkan, wisata alam saat ini banyak dicari oleh wisatawan mancanegara, seperti dari Jepang dan negara-negara di Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com