Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secuil Beton Sisa Tembok Berlin

Kompas.com - 24/03/2014, 13:19 WIB
HARGANYA 8 euro atau Rp 128.000, secuil beton tak beraturan, seukuran dua keping uang seribu rupiah, dalam bingkai kotak plastik tebal yang bening bergambar kecil Berlin terbagi dalam dua wilayah demarkasi. Batu itu cendera mata dari toko suvenir di samping Gerbang Brandenburg (Brandenburger Tor), Berlin, Jerman, pada Rabu (5/3/2014).

Menurut keterangan, sepotong kecil beton bercat jingga itu adalah sisa Tembok Berlin (Berliner Mauer). Brosur dan kartu wisata serta pelbagai situs internet menginformasikan, tembok didirikan mulai 13 Agustus 1961 oleh Republik Demokratik Jerman atau Jerman Timur dalam pengaruh Uni Soviet. Dinding itu menjadikan Berlin Barat bagian dari Republik Federal Jerman atau Jerman Barat dalam pengaruh sekutu (AS-Inggris-Perancis) sebagai enklave.

Tembok Berlin sudah diruntuhkan, tetapi sisa-sisa masih ada. Seperti remah roti, cukilan dinding warna-warni dijual sebagai cendera mata dan tersebar di toko-toko suvenir di Berlin. Enam potong bagian dinding masih berdiri tegak di Lapangan Potsdam (Potsdamer Platz).

Di antara dinding yang tersohor sejagat itu terdapat papan informasi berbahasa Jerman dan Inggris. Ini salah satu lokasi yang sayang jika tidak diabadikan dengan kamera.

Dari Lapangan Potsdam berjalanlah menyusuri Jalan Ebert (Ebertstraße) menuju Gerbang Brandenburg. Di aspal jalan dibenamkan deretan dua bata penanda bekas tembok yang berbagi tempat dengan lajur pesepeda dan kendaraan. Mampirlah ke deretan gedung pencakar langit dan modern jika ingin berbelanja, termasuk cendera mata atau menikmati makanan-minuman.

Jalan Ebert bertrotoar lebar, lalu lintas lengang, orang lalu lalang berjalan atau bersepeda, dan udara sejuk, kata orang Berlin. Namun, wisatawan dari negara tropis jelas menggigil karena temperatur di bawah 10 derajat celsius. Di ujung deretan gedung Anda bisa menyewa sepeda dengan biaya 10-12 euro per hari yang juga banyak ditemukan di Berlin.

Masih di Jalan Ebert ada salah satu sisi Tiergarten yang merupakan hutan kota amat luas dipenuhi patung serta memorial. Kawasan ini sudah tersohor sebagai tempat bersantai dan berolahraga sambil menikmati udara bersih dan sejuk.

Di seberang Tiergarten terdapat monumen (Holocaust-Mahnmal). Kawasan memorial Yahudi Eropa seluas hampir 2 hektar ini berupa 2.711 tugu balok yang jika ditelusuri lorong-lorongnya seperti labirin di bawah tanah. Di lokasi ini Anda bisa mendapatkan gambaran dan melihat foto kekejaman Nazi saat membantai Yahudi Eropa. Di seberang monumen, di Jalan Wilhelm (Wilhelmstraße) terdapat deretan kedai, restoran, dan toko cendera mata.

Adapun Brandenburg berupa lima gerbang, dari tembok bercat krem, setiap dinding penyangga terdapat lingkaran dan persegi panjang berornamen. Inilah struktur yang dibangun oleh Raja Prusia Friedrich Wilhelm II pada 1788 sebagai simbol perdamaian, sekaligus pintu masuk Berlin zaman kuno.

Di bagian atas gapura ada quadriga atau kereta kuda Romawi sebagai simbol kemenangan. Patung itu sempat dibawa selama sepuluh tahun oleh Kaisar Perancis Napoleon Bonaparte setelah mengalahkan Prusia dalam Perang Jena-Aurstedt (1809).

Gapura megah ini diapit Lapangan Pariser (Pariser Platz) dan Jalan 17 Juni (Straße des 17. Juni). Di Jalan 17 Juni ada Bundaran Tugu Jaya (Siegessäule Berlin) penanda kemenangan perang Prusia terhadap Denmark (1864)-Austria (1866)-Perancis (1871). Ada juga Monumen Uni Soviet (Sowjet Ehrenmal) untuk mengenang 80.000 serdadu komunis yang gugur dalam pertempuran menghadapi tentara Nazi di Berlin, penghujung Perang Dunia II (April-Mei 1945).

Masih seputaran Brandenburg terdapat Parlemen (Reichstag). Di seberangnya terdapat Kekanseliran (Bundeskanzleramt). Antara gedung parlemen dan kekanseliran terbentang lapangan luas yang berkali-kali menjadi tempat unjuk rasa. Jika sudah di Brandenburg, jalanlah ke tenggara untuk menikmati suasana Pos Pemeriksaan Charlie (Checkpoint Charlie) di Jalan Friedrich (Friedrichstraße). Pos ini dulu sangat vital untuk pemeriksaan setiap pelintas batas non-Jerman yang ingin ke Berlin Barat.

Dari Brandenburg ke timur terdapat pelbagai museum, monumen, dan kawasan tua, misalnya Lapangan Alexander, Balai Kota Merah (Rotes Rathaus), Katedral Berlin, Katedral St Hedwig, Museum Bode, dan Museum Pergamon.

Lokasi belanja

Bagi yang ingin berbelanja menguras isi dompet, jangan lupakan kawasan Potsdamer, Alexander, dan tentunya Kurfürstendamm (Ku’damm). Ku’damm bahkan adalah kawasan butik desainer ternama dunia dengan harga produk yang selangit karena harganya ribuan euro. Namun, tak perlu kecewa tak bisa membeli pernak-pernik karena di antara butik supermahal juga ada toko-toko dan butik yang menjual produk dengan harga ekonomis.

Datanglah ke Desaigner Outlet Berlin atau B5, sekitar 30 menit berkendara ke luar kota Berlin. Busana, sepatu, tas, dan jam dijual dengan rabat yang mengiurkan bagi konsumen.

Masih di Ku’damm, bagi yang mencari suvenir khas, datanglah ke toko Ampelmann untuk mendapatkan pernak pernik, topi, busana, handuk, tas, permen, memori, buku, jam, dan kaleng. Di dekatnya ada toko Berlin yang juga banyak tersebar di kota yang menjual pernak-pernik dan cendera mata.

Aman dan mudah

Bepergian di Berlin cukup nyaman dan menyenangkan. Bus dan trem, kereta U-Bahn atau S-Bahn atau antarwilayah dan antarnegara bersih, nyaman, tepat waktu. Menyewa taksi atau sepeda pun menyenangkan sebab lalu lintas di Berlin yang berpenduduk 3,5 juta jiwa lancar. Berjalan-jalan di hutan kota, situ, sungai, sarana olahraga, bahkan melihat sekolah pun terasa menyenangkan.

Lima hari di Berlin tak cukup untuk mengunjungi semua objek wisata, apalagi mencoba memahami kota yang kaya dengan sejarah. (Ambrosius Harto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com