Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Nice di Perancis Selatan, "So Nice"! - 2

Kompas.com - 06/05/2014, 14:51 WIB
BAGAIMANA saya tidak bertambah tertarik dengan kota Nice yang semakin lama semakin menyenangkan. Taman kota di tengah jalan seluas 12 hektar, begitu hijau, sangat mengasyikkan karena diperuntukkan bagi segala kalangan. Taman ini memang unik, berada di tengah kota, memanjang menyambungkan antara Promenade des Anglais hingga gedung teater nasional. Taman yang berada di antara jalur kendaraan, seolah menjadi penengah, penenteram dari hiruk pikuk dan bisingnya lalu lintas.

Kami beruntung, saat datang taman ini baru saja diresmikan pada Oktober 2013, jadi rumputnya masih sangat hijau dan segar. Segala fasilitasnya pun masih baru. Permainan anak-anak begitu dinikmati oleh para anak kecil yang kegirangan karena bisa bermain dengan bebas secara gratis dikelilingi oleh kehijauan.

Para orang tua asyik duduk di bangku-bangku taman. Ada yang mematung, mungkin melamun, ada yang serius baca surat kabar, banyak juga yang keasyikkan melihat tingkah anak kecil yang lari-lari bermain air tanpa takut kebasahan.

Di taman yang dinamakan Promenade de Paillon ini, terdapat juga sebuah ‘miroir d’eau’ cermin air. Yaitu sebuah tempat dengan air mancur di mana-mana, hingga membuat genangan air, dan genangan air menjadi seolah cermin. Anak-anak sangat menyukainya! Air mancur yang bermain, membuat para bocah, mencoba berlari adu gesit dengan pancuran air, bila terkena air dan menjadi basah kuyup, para orang tua, tak sedikit pun ribut dan risau. Mereka malah ikut tertawa geli melihat tingkah anak-anak mereka. Mungkin kalau saya, yang paling ditakuti masuk anginnya itu, melihat anak-anak kebasahan dan kena angin he-he-he...

Taman yang kami mulai tapaki dari teater membawa kami hingga ke pantai. Sepanjang jalan, berbagai patung seni kami temui, malah kebanyakan peninggalan antik. Juga beraneka ragam tumbuhan. Dari mulai tanaman tropis hingga jenis tanaman yang berada di Eropa. Terus terang saya kagum dengan ide ini, karena selain indah dan nyaman, para penduduk bisa membawa anak-anak mereka setiap harinya, untuk bermain. Dan taman dengan fasilitas lengkap namun gratis, memang patut mendapatkan acungan jempol!

DINI KUSMANA MASSABUAU Pemandangan dari taman eksotis di Kota Eze.
Pagi hari kaki sudah diberikan kesenangan melangkah. Kami memutuskan untuk mengunjungi kota kecil tak jauh dari Nice, yaitu Eze. Kabarnya kota ini sangat cantik, penuh bunga dan berada di atas bukit sangat menakjubkan, dan kami pun berniat untuk menikmati makan siang di kota itu. Lokasinya hanya 12 km dari Nice atau sekitar 30 menit dengan mobil. Itu pun karena kami memilih jalan di pinggir tepian laut Côte d’azur.

"Nanti kamu bawa Dini, ke Kota Eze, tapi jangan lewat jalur cepat, harus melalui jalan kecil (corniche), pemandangan yang terlihat indah sekali, pasti Dini bakalan suka dan saya yakin akan bisa jadi bahan tulisan nantinya," pesan ayah Kang Dadang alias David kepada anaknya, agar tak lupa membawa menantunya jalan-jalan ke Kota Eze.

Dan memang benar, tahu saja bapak mertua saya itu, jika melihat yang indah,  menantunya ini selalu ingin berbagi dalam tulisan. Mungil, begitu kesan yang saya dapatkan. Tempat parkir umum di kota ini saja pas-pasan. Harus sabar menunggu salah satu mobil yang keluar untuk dapat parkir.

Setelah bersabar selama 15 menit akhirnya dapat juga tempat untuk memarkir mobil kami. Tapi hari sudah siang, dan acara jalan-jalan terpaksa ditunda dulu, karena perut kami sudah main genderang alias lapar. Sambil mencari restoran, jalanan batu kami tapaki. Jalanan menanjak dengan rumah khas Perancis dari batu. Pintu kayu kokoh dan bunga dalam pot tembaga, menghiasi kediaman, menjadi teman pemandangan kami dalam mencari tempat menikmati santapan siang.

Sungguh cantik sekali, jalanan yang naik dan turun, semuanya dari batu. Kadang, kami harus dibuat mengalah, saat pejalan lainnya berpapasan dengan kami dari arah berlawanan, karena jalanan begitu sempit. Dan salam 'bonjour' pun diucapkan saat saling melintas. Kadang logat asing, dalam pengucapkan salam Perancis itu terasa sekali. Namun satu kata yang terucap yaitu 'bonjour' dengan senyuman membuat suasana semakin nyaman.

DINI KUSMANA MASSABUAU Kota Eze dengan jalanan berbatu.
Saya tidak bisa melewatkan kesempatkan ini, hampir setiap bunga dalam pot kuning tembaga yang berwarna warni, jadi bahan jepretan saya. Belum lagi ditambah, kadang beberapa kucing, di depan jendela yang hanya sebaris, rasanya hanya cukup untuk lima jari, telentang, tertidur dengan pulasnya, seperti boneka kucing-kucingan dengan bulu tebalnya.

Sekarang saya mengerti mengapa bapak mertua sampai wanti-wanti agar suami saya membawa istrinya datang ke kota ini. Beberapa butik dekorasi seni dan suvenir kami lewati, khas Mediterania. Tapi saya tak berminat beli oleh-oleh, karena terlalu asyik dengan keramaian kanan kiri dari bangunan bebatuan yang mendominasi kota ini. Hingga kaki ini akhirnya memutuskan untuk menikmati makan siang di sebuah restoran kecil sangat unik.

Deli, begitu nama restoran tersebut. Lokasinya di atas bukit dengan dekorasi apik. Mungkin lebih tepatnya snack bar, karena makanan yang ditawarkan seperti sandwich dan salad. Mulanya saya ragu, karena meskipun restoran ini cantik, namun saya sudah membayangkan makanan panas. Berhubung udara saat itu sudah cukup terik rasanya menikmati salad segar tak ada salahnya.

Ternyata kami tak salah pilih. Dua salad, enak dan segar habis dengan cepat, ditemani roti yang diolesi minyak zaitun. Pemilik restoran sangat ramah. Tak henti-hentinya kami ditanya mengenai asal diri saya, karena rupanya Indonesia adalah negara yang membuatnya terpesona.

Untung juga kami tak makan berat, karena meskipun kenyang tapi perut tak menjadi beban untuk diajak melanjutkan perjalanan kaki. Setelah membeli produk minyak zaitun di restoran yang juga terdapat butik imut-imut itu, kami memilih untuk mendatangi Gereja Eze. Sebuah gereja yang dibangun abad ke 12 bergaya neo-klasik dan terpilih menjadi monumen bersejarah sejak Desember 1984.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com