Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komodo Dikenal Dunia, Wisatawan ke NTT Meningkat

Kompas.com - 15/05/2014, 21:14 WIB
LABUAN AJO, KOMPAS.com - Sejak diperkenalkan sebagai 7 keajaiban dunia baru, nama binatang komodo semakin dikenal dunia. Dampaknya sangat terasa bagi pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kini, wisatawan semakin meningkat menuju Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat. Hal ini tak terlepas dari semakin bertambahnya jumlah penerbangan kota di ujung barat Pulau Flores itu.

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur, Alexander Sena, dalam bincang-bincang dengan Kompas Travel, Sabtu (10/5/2014) mengakui bahwa Sail Komodo 2013 memberi dampak signifikan terhadap pariwisata di NTT. Data menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke NTT pada 2013 mencapai 80.810 wisatawan atau meningkat dari tahun 2012 sebanyak 47.000 wisatawan. Sementara jumlah kunjungan wisatawan domestik pada 2013 mencapai 800.000 wisatawan atau naik tajam dari 2012 sebesar 349.000 wisatawan.

"Kami ingin jadikan NTT sebagai provinsi pariwisata dan ingin mewujudkan NTT sebagai salah satu destinasi utama pariwisata di Indonesia," kata Alexander.

Menurut Alexander, ikon utama pariwisata NTT adalah Komodo, Danau Kelimutu, desa wisata Wae Rebo, penangkapan paus di Lamalera, perayaan Semana Santa di Larantuka, serta Pasola di Sumba Barat. "Banyak destinasi wisata yang tersebar di pulau-pulau di NTT. Ada keindahan laut di Pulau Komodo, Alor, 17 Pulau Riung, Rote, Teluk Maumere. Taman nasional ada di Kelimutu dan Komodo. Belum lagi kekayaan biota lautnya," ujar Alexander yang menduduki jabatan Kadis Pariwisata NTT sejak Desember 2013.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisman di Pulau Rinca, Laabuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Selasa (12/5/2014).
Untuk itulah tahun ini, Dinas Pariwisata NTT memiliki sejumlah program, antara lain mendirikan Badan Promosi Daerah, penerbitan buku dan menambah sejumlah desa wisata. "Tahun 2012 ada 77 desa wisata. Kami akan tambah 50 desa wisata lagi hingga 2018," kata Alexander.

Selain itu, lanjut Alexander, NTT bersama 10 provinsi lainnya akan mendirikan kantor pemasaran bersama di Kuta, Bali, di mana biaya akan ditanggung bersama.

"Kami juga merintis kerja sama segitiga pertumbuhan antara NTT, Australia dan Timor Leste. Kita harapkan akan ada penerbangan langsung Kupang (NTT) - Darwin (Australia). Sebelumnya penerbangan Kupang-Darwin dilakukan oleh Merpati. Itu sudah 14 tahun lalu terhenti. Sekarang turis Australia ke Kupang harus lewat Bali. Itu kan jauh," paparnya.

Alexander pun menyambut baik penyelenggaraan Festival Komodo di Labuan Bajo, Minggu (11/5/2014) yang digabung dengan acara Asia Pacific Hash 2014 di Labuan Bajo. Festival Komodo merupakan salah satu bentuk promosi pariwisata untuk menunjukkan kepada wisatawan salah satu destinasi wisata NTT.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Wisatawan menyaksikan komodo di Pulau Rinca, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (10/5/2014).
"Wisatawan bisa melihat langsung obyek wisata di Labuan Bajo. Ini sangat berbeda jika melihat di televisi. Harapan kami jika mereka kembali ke negaranya, mereka bisa cerita kepada saudara atau teman soal keindahan Labuan Bajo," kata pria kelahiran di Bajawa ini.

Namun, kendala utama soal infrastruktur diakui Alexander sebagai persoalan yang harus diselesaikan bersama-sama. Dinas Pariwisata tidak bisa bekerja sendiri, tetapi harus melibatkan instansi lain seperti perpanjangan landasan lapangan terbang serta pembangunan dermaga sebagai tempat sandar kapal pesiar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com