Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2014, 12:34 WIB
KOTA Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, saat ini semakin dikenal wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Tak dipungkiri, ini semua gara-gara binatang komodo. Wisatawan yang datang ke sini ingin menjawab rasa penasaran bagaimana kehidupan komodo di alam aslinya. Selain melihat komodo, para wisatawan yang hobi menyelam (diving) juga berburu pemandangan bawah laut Labuan Bajo yang sungguh memesona. Ada juga wisatawan yang melanjutkan perjalanan menuju timur mengunjungi keeksotisan destinasi wisata menarik lainnya di Pulau Flores.

Sebagai sebuah kota di ujung barat Pulau Flores, Labuan Bajo kini dipenuhi banyak hotel, terutama di sepanjang Jalan Pantai Pede dengan pemandangan lautnya yang indah, apalagi saat matahari terbenam.

Luwansa Beach Resort merupakan satu dari beberapa penginapan yang memenuhi Jalan Pantai Pede. Wisatawan domestik dan mancanegara hampir setiap hari datang dan pergi. Seorang laki-laki, Sabtu (10/5/2014) sore, terlihat berbincang-bincang dengan tamu resort. Mengenakan kaus, bercelana jeans belel, bersandal, dengan akrab dia menyapa tamu yang datang.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Luwansa Beach Resort di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Bersama media lain yang diundang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ke Labuan Bajo untuk menghadiri Wonderful Adventure Indonesia Asia Pacific Hash 2014, Kompas Travel duduk di lobi sambil menonton televisi yang menayangkan perkembangan lobi-lobi politik parpol untuk berkoalisi jelang Pilpres 2014.

"Saya lagi cari GM (general manager) resort di sini," kata Kompas Travel kepada laki-laki bercelana jeans yang juga sama-sama nonton televisi itu.

"Ya, saya pak," jawabnya polos.

Kami pun lantas saling memberikan kartu nama. Namanya Ignasius Fendi, SPd. Posisinya sebagai General Manager Luwansa Beach Resort. Melihat penampilan Ignasius, tak ada yang menyangka kalau inilah pimpinan Luwansa Beach Resort.

Ignasius, asli Labuan Bajo, kelahiran 7 April 1982, mulai menceritakan perjalanan hidupnya. Umur 7 tahun, bapaknya, Damasus Haman, meninggal dunia. Ignasius kecil lantas diasuh oleh bibinya (kakak ibu) dan membiayainya untuk melanjutkan pendidikan sampai tamat Sekolah Menengah Ilmu Pariwisata (SMIP) di Labuan Bajo.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Luwansa Beach Resort di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Selesai pendidikan, Ignasius, nekat pergi ke Bali tahun 2004. Di Pulau Dewata, berbekal ijazah SMIP, dia bekerja Alam Kulkul Resort di Kuta. Tugasnya adalah memelihara dan merawat tanaman di resort tersebut. Sebagai tukang kebun, Ignasius dengan tekun mengerjakan tugasnya. Selesai bertugas merawat tanaman, dia juga sempat menekuni pekerjaan dapur seperti cuci piring. Selama di Bali, pindah dari satu hotel ke hotel lain juga dilakukan.

Namun tekadnya melanjutkan pendidikan tetap menggebu-gebu. Berbekal gaji yang diperolehnya, tahun 2007 Ignasius, mengambil kuliah sore hingga malam di Universitas Saraswati Denpasar. Begitulah jalan kehidupannya saat itu. Pagi sampai sore bekerja di hotel, kemudian dilanjutkan sampai malam menuntut ilmu. Motivasi ini tak lepas dari para tamu asing yang sering diajaknya ngobrol saat bekerja sebagai tukang kebun. Para wisatawan asing itu menilai Ignasius bisa mencapai posisi yang lebih baik lagi. Sehingga keinginan untuk meningkatkan kehidupan menjadi lebih bermakna terus memacunya. Sampai akhirnya Ignasius meraih gelar "SPd" bahasa Inggris. Tugasnya pun tidak lagi sebagai tukang kebun, namun meningkat sedikit demi sedikit sehingga mencapai posisi sebagai sales executive.

Tak heran kalau Ignasius berseloroh SPd itu singkatan 'sarjana penuh derita'. Pasalnya sambil bekerja dan kuliah, dia juga bertanggung jawab untuk membiayai pendidikan tiga adiknya: Hadrianus Sumedi, Yohanes Suwarta Haman, dan Gadensius Joni.

"Dari tukang kebun sampai sales executive butuh waktu enam tahun," tutur laki-laki beristrikan Yustina Sedia ini.

Sampai posisi sales executive, Ignasius lantas mencoba melamar sebagai GM Luwansa Beach Resort. "Iseng-iseng ngelamar lewat internet, lantas dipanggil untuk wawancara di Jakarta, akhirnya saya bisa bekerja di Labuan Bajo, kota kelahiran saya," katanya.

"Berawal dari tukang kebun sampai menduduki posisi GM, saya lalui selama 10 tahun," kata Ignasius.

KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Luwansa Beach Resort di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.
Kini, bermodalkan pengalamannya itu, Ignasius bertanggung jawab memimpin Luwansa Beach Resort. Tanggung jawabnya pun semakin bertambah. "Saya ingin menambah daya tampung meeting room resort yang selama ini hanya mampu menampung untuk 100 orang," kata bapak dari Anita Jenifer Fendi (5 tahun) dan Virginia Octaviani Fendi (6 bulan) ini.

Luwansa Beach Resort memiliki dua tipe kamar yakni deluxe sebanyak 19 kamar dengan tarif Rp 600.000 dan tipe vila sebanyak 16 unit bertarif Rp 800.000.

Tenaga atau SDM pariwisata memang dibutuhkan di Kota Labuan Bajo untuk melayani keperluan wisatawan yang semakin bertambah datang ke ibu kota Kabupaten Manggarai Barat. Bagi Ignasius, inilah kesempatan untuk berbuat lebih berguna di tanah kelahiran dengan menularkan pengalaman hidupnya serta memotivasi anak-anak muda Labuan Bajo agar turut berperan dalam industri pariwisata yang makin berkembang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com