Kepada Antara di Beijing, Rabu (21/5/2014) malam, Bondan menuturkan Thailand terbukti berhasil menduniakan makanan tradisionalnya dengan "Thai Kitchen to The World", program promosi pariwisata lewat kuliner.
Langkah pemerintah dan pemangku kepentingan Thailand menggunakan kuliner sebagai media promosi sudah membuahkan hasil. Restoran-restoran Thailand kini bermunculan di berbagai belahan dunia.
"Dari target sekitar 10.000 restoran di seluruh dunia, kini hanya kurang dari lima tahun sejak program itu diluncurkan, telah ada 20 ribu restoran Thailand di selruh dunia," kata Bondan, yang berada di Beijing untuk menghadiri penyerahan penghargaan Gourmand World Cookbook Awards.
"Sehingga, walau tak ke Thailand, orang-orang seluruh dunia dapat merasakan masakan Thailand. Orang London misalnya, jadi suka makan makanan Thailand. Lalu berpikir musim panas nanti mau liburan ke Thailand, sebab makan di tempat aslinya tentu lebih enak. Akhirnya jadi berdampak ke pariwisata," katanya.
Menurut dia, pemerintah, swasta dan pengiat kuliner mesti segera menyatukan visi untuk membawa kuliner tradisional nusantara ke masyarakat internasional.
Pemerintah dan para pemangku kepentingan terkait seharusnya sudah menajamkan visi dan menentukan arah promosi kuliner Indonesia. "Ini memang perlu komitmen kuat dari semua pihak, tidak saja pemerintah, tetapi semua pemangku kepentingan terkait," katanya.
"Indonesia telah menetapkan 30 ikon kuliner nusantara untuk dipromosikan ke mancanegara dan itu sangat baik. Namun kesatuan visi itu penting supaya promosi 30 ikon kuliner nusantara itu semakin maksimal hasil dan dampaknya bagi Indonesia," katanya.
Penghargaan buku masakan
Bondan berada di Beijing untuk menerima Gourmand World Cookbook Awards untuk buku resepnya yang berjudul "100 Makanan Tradisional Indonesia, Mak Nyus".
Sementara Dr Samuel Oetoro serta Erwin dan Jana Parengkuan mendapat penghargaan untuk buku "Smart Eating."
Ajang penghargaan bagi para penerbit, penulis buku, jurnalis dan penggiat kuliner itu kali ini diikuti oleh sekitar 187 negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.