Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TMII Siap Menjadi Warisan Dunia

Kompas.com - 25/06/2014, 08:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS
— Taman Mini Indonesia Indah sebagai destinasi wisata berbasis kebudayaan telah siap menjadi warisan dunia yang diakui Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Bahkan, TMII sebetulnya tidak pernah sepi dari kegiatan kebudayaan sejak 39 tahun lalu dan merevitalisasi diri sejak tujuh tahun lalu. Indonesia menunggu pengumuman oleh UNESCO pada November 2014.

”Kalau dibilang siap, kami telah siap sejak 39 tahun lalu karena selama ini kami tidak pernah sepi kegiatan. Namun, baru 2011 diusulkan ke UNESCO sebagai warisan dunia nonbenda untuk kategori best practices (praktik terbaik). Jadi, TMII dilihat UNESCO untuk perlindungan dan pelestarian budaya,” ujar Direktur Operasional TMII Ade Fatima Meyliala, di Jakarta, Senin (23/6/2014). TMII yang berdiri pada 1975 itu sempat diprotes aktivis mahasiswa saat pendiriannya.

KOMPAS.com / FITRI PRAWITASARI Jembatan Menuju Kapal Phinisi di Museum Keprajuritan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta

TMII selama ini bukan sekadar wahana untuk menampilkan tari-tarian daerah seperti yang umumnya orang duga. Banyak kegiatan pendidikan dan pelatihan kebudayaan digelar di TMII. Dalam setahun, TMII menggelar rata-rata 1.400 kegiatan kebudayaan, setidaknya dalam tujuh tahun terakhir.

”Jadi, yang kami usulkan itu TMII sebagai budaya hidup yang terus dikuatkan dan dikembangkan. Sudah berapa murid belajar di sini sejak 1975. Tidak semua negara memiliki destinasi budaya seperti TMII, apalagi kalau melihat luasnya saja mencapai 150 hektar,” ucap Ade.

Seperti dikatakan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti, pekan lalu, TMII sangat layak dan sudah seharusnya menjadi warisan dunia karena memiliki kekayaan budaya yang unik, salah satunya merupakan representasi arsitektur tradisional di seluruh Indonesia. TMII membuktikan bahwa arsitektur Nusantara terlindungi di Indonesia.

Dengan TMII menjadi warisan dunia, otomatis destinasi wisata ini akan terkenal di dunia dan menyedot perhatian semua penduduk dunia. TMII menjadi warisan dunia UNESCO merupakan puncak dari semua upaya dan aktivitas yang selama ini dilakukan.

Diana Tri Taman Budaya Tionghoa Indonesia berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Persyaratan sudah lengkap. Sosialisasi kepada komunitas-komunitas kebudayaan di 34 provinsi juga telah dilakukan. Infrastruktur, promosi, dan perbaikan manajemen sumber daya manusia juga ditingkatkan. ”Kami deg-degan juga menunggu November nanti. Namun, kami optimistis karena kami benar-benar telah menyiapkan semuanya, termasuk dokumen dan semua persyaratan yang diajukan UNESCO,” ujar Ade.

TMII terbukti telah menjadi semacam oase di tengah kota metropolitan. Sebagai wahana nonprofit milik pemerintah, TMII hidup dari komunitas. TMII sudah ditetapkan sebagai wahana pelestari budaya, konservasi flora fauna, wahana museum terbesar untuk peradaban, serta wahana pemersatu dan perekat kesatuan bangsa. TMII juga menjadi wahana kerukunan antarumat beragama sejak lima tahun lalu. ”Kami memiliki tujuh rumah ibadah, lho,” kata Ade.

Ade yakin TMII bakal diterima UNESCO karena UNESCO sejak 2003 ingin menghidupkan budaya hidup. Saat ini ada beberapa situs warisan dunia di Indonesia yang telah diakui UNESCO. Candi Borobudur dan Candi Prambanan ditetapkan pada 1991. Taman Nasional Komodo dan Taman Nasional Ujung Kulon ditetapkan pada 1991. Situs kelima adalah Situs Arkeologi Sangiran pada 1996, lalu Hutan Hujan Tropis Sumatera 2004, dan Subak Bali 2012. (IVV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com