Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Pulau Komodo dalam Musik dan Tari

Kompas.com - 15/07/2014, 10:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Cerita rakyat dari Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur, dikemas dalam bentuk drama musikal oleh Institut Musik Daya Indonesia. Lagu-lagu daerah khas Nusa Tenggara Timur, seperti ”Ayam Hitam” dan ”Potong Bebek Angsa”, mewarnai pertunjukan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Minggu (13/7/2014).

Legenda Pulau Komodo ini menceritakan seekor komodo yang dekat dengan penduduk sekitar. Usut punya usut, komodo ini ternyata kembaran dari manusia bernama Putri. Keduanya keluar dari rahim ibu yang sama. Pesan cerita ini, semestinya manusia dan hewan hidup berdampingan. Hewan mestinya dilindungi dan tak untuk dimangsa.

Selain Institut Musik Daya Indonesia, Kinarya GSP juga mempersembahkan tarian khas Nusa Tenggara Timur, diiringi Doris, tokoh masyarakat Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Cerita rakyat yang dikemas dalam drama, musik, dan tari ini menyuguhkan budaya dan kearifan masyarakat Nusa Tenggara Timur yang memesona.

”Tadi itu namanya tari Paci, yang merupakan syukuran atas hasil panen. Pemukulan gong itu bermaksud informasi kepada masyarakat,” ujar Doris.

Ia menjelaskan penari perempuan yang mengenakan mahkota bali belo dan penari laki-laki dengan topi panggal (tanduk sapi). ”Itu menceritakan kegembiraan atas kesuburan padi dan hasil alam di Manggarai, dekat dengan Pulau Komodo. Lalu topi panggal itu simbol untuk melindungi diri dari peperangan,” tutur Doris.

Menurut Doris, ada cerita rakyat di Manggarai yang dipercaya sebagai kisah nyata. Legenda itu mengenai tiga kerajaan pada zaman dahulu yang ketiga rajanya memperebutkan seorang perempuan tercantik di Manggarai. Daripada terjadi pertumpahan darah, perempuan itu merelakan kulitnya menjadi bahan membuat kendang. ”Perempuan itu mengorbankan dirinya daripada jadi rebutan. Kendang itu masih ada sampai sekarang,” ujarnya.

Bagi Renitasari Adrian, Direktur Program Bakti Budaya Djarum Foundation, kekayaan sastra Indonesia tidak hanya dilihat dari banyaknya buku dan karya sastra yang beredar. Beragam cerita rakyat dan legenda masyarakat juga berandil besar. ”Sayang masih banyak yang belum akrab di telinga masyarakat. Makanya harus terus dipopulerkan,” katanya.

Pendiri IMDI, Tjut Nyak Deviana Daudsjah, mengatakan, IMDI dengan beragam pertunjukan yang disuguhkan selama ini berkeinginan untuk mengembalikan pendidikan seni pertunjukan pada jalurnya. IMDI menawarkan pendidikan formal supaya seni pertunjukan bisa go international. Sudah saatnya seni pertunjukan menjadi sebuah kreativitas yang bernilai ekonomi.

”Tujuan lain tentunya kami ingin meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap budaya Indonesia. Saya padukan ilmu dari Barat dan Timur. Saya yakin, seni pertunjukan itu produk kebudayaan yang bisa mendapatkan nilai ekonomi,” tutur Tjut.

IMDI menyuguhkan paket seni pertunjukan yang komplet, mulai pemain musik, penari, pemain drama, hingga petugas lampu dan manajer panggung. ”Kami mandiri semua. Satu paket. Jadi bisa dibilang kami dari lembaga formal yang sudah siap masuk ke industri seni pertunjukan,” ujar Tjut.

Sebenarnya seni pertunjukan saat ini sudah bisa menjadi industri kreatif jika digarap puluhan tahun lalu. (IVV)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Fitur Sandaran Kursi Pesawat Kelas Ekonomi di AS Akan Dihilangkan

Tren Fitur Sandaran Kursi Pesawat Kelas Ekonomi di AS Akan Dihilangkan

Travel Update
3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

Jalan Jalan
Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com