Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Desa Wisata Harus Berperilaku Wirausaha

Kompas.com - 22/07/2014, 11:16 WIB
YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pengelola desa wisata di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta harus memiliki perilaku sebagai wirausaha, sehingga diharapkan mampu 'menjual' obyek wisata tersebut kepada wisatawan.

"Untuk itu, perlu strategi pemasaran dan promosi serta perilaku kewirausahaan dari para pengelola, sehingga desa wisata bisa dikelola secara bisnis dan menguntungkan serta berdampak bagi peningkatan perkonomian masyarakat setempat," kata Ketua Yayasan Widya Budaya Yogyakarta, Widi Utaminingsih di Yogyakarta, Selasa (22/7/2014).

Menurut Widi, desa wisata di DIY yang jumlahnya cukup banyak, jika dikelola serius tidak hanya akan menjadi daya tarik wisatawan tetapi mampu menyejahterakan masyarakat setempat. Persoalannya para pengelola desa wisata saat ini masih berpikir jangka pendek. Tidak memiliki strategi pemasaran maupun promosi.

"Dengan demikian, selama ini dalam pelaksanaannya desa wisata menjadi belum tangguh dan mandiri," kata Widi.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Warga berkumpul sebelum mengolah lahan Kebun Buah Nglanggeran yang berada di kaki Gunung Api Purba Nglanggeran di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, Kamis (25/4/2013). Gunung yang aktif sekitar 70 juta tahun lalu dan menjulang dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut tersebut dikembangkan oleh masyarakat setempat menjadi salah satu objek wisata alternatif yang menawarkan keunikan bentang alam yang tersusun dari material vulkanik tua.
Ia mengatakan banyak potensi desa wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan. Namun karena dikelola asal-asalan akhirnya tidak menarik bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.

"Perlu cara yang tangguh dan unik untuk mengelola desa wisata, sehingga desa wisata memiliki posisi tawar bagi wisatawan melalui produk unggulan, perilaku masyarakat, keaslian habitat dan alam yang terjaga serta akomodasi dan aksesibilitas," katanya.

Desa wisata di wilayah DIY yang kini sudah mampu 'menjual' produknya dan dikenal wisatawan di antaranya Kebon Agung, Kasongan, Tembi, Manding, Krebet, Ketingan, Pentingsari, Trumpon, Banyusumurup, dan Nglanggeran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com