Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merayakan Kepulangan Massal

Kompas.com - 27/07/2014, 12:09 WIB
TAHUN INI, berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, ada 27,9 juta orang yang menjalani ritual mudik Lebaran. Jalur-jalur utama mendadak sesak oleh kendaraan. Kemacetan lalu lintas, kepadatan penumpang transportasi umum, dan kemeriahan di jalan menjadi ”perayaan” yang khas menjelang Idul Fitri. Ketimbang menggerutu karena macet, mari menikmatinya saja.

Hari-hari ini, jalur mudik ibarat magnet. Jalur mudik tak ubahnya ”gula” bagi jutaan pemasar dan pelaku ekonomi besar ataupun kecil. Agen tunggal pemegang merek, perusahaan multinasional, hingga pedagang kaki lima tumpah ke jalan memanfaatkan momentum mudik untuk mempromosikan barang, menjangkau pasar yang lebih luas, sekaligus melayani pelanggan setia.

Ruas jalan utama di jalur mudik juga menjadi ladang pengabdian bagi petugas lalu lintas, personel keamanan, dan tenaga medis. Tenda-tenda pelayanan, mulai dari pos kesehatan, pengaturan lalu lintas, hingga bengkel, didirikan untuk melayani pemudik. Spanduk, umbul-umbul, baliho, dan papan imbauan dipasang di kanan kiri jalan. Maka jadilah jalur mudik sebagai lokus perayaan massa.

Kompas memulai perjalanan dengan kendaraan dari Jakarta menuju Cikampek, Rabu (23/7/2014) sore. Langit berawan. Jalan Gatot Subroto di Kawasan Slipi, Jakarta Barat, ramai oleh kendaraan yang bergerak ke arah Cawang dengan kecepatan kurang dari 20 kilometer per jam. Sejumlah mobil tampak mengangkut barang di bagian atap. Bus-bus antarkota antarprovinsi melaju di jalur yang sama.

Kami tidak sedang menuju kampung halaman. Namun, suasana mudik segera terasa begitu masuk ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek, jalur favorit pemudik tujuan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kendaraan berjalan merayap, beberapa mengangkut rombongan pemudik, sedangkan kanan-kiri jalan telah dihias spanduk-spanduk ucapan selamat hari raya.

Kemeriahan semakin kental terasa di tempat istirahat (TI/rest area) Kilometer 19 Tol Jakarta-Cikampek di Bekasi, Jawa Barat. Di sini, ada lebih banyak umbul-umbul, spanduk, dan baliho. Tempat parkir nyaris penuh oleh mobil, bus, dan truk. Kendaraan mengantre di pompa-pompa pengisian bahan bakar minyak. Sementara pengunjung hilir mudik dan nongkrong santai di restoran, kedai, warung, kios, tempat ibadah, dan tenda layanan mudik.

Beduk maghrib masih satu jam lebih menuju pukul 18.56. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke TI selanjutnya, Kilometer 39, guna berbuka puasa. Jalanan relatif lebih lancar. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk menjangkau TI Kilometer 39 Tol Jakarta-Cikampek.

FERGANATA INDRA RIATMOKO Kendaraan pemudik antre melewati gerbang Tol Cikampek , Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (24/7/2014). Dari pukul 00.00 hingga pukul 15.00, sebanyak 23.623 kendaraan telah melewati gerbang tol tersebut dengan puncak jumlah kendaraan yang melintas per jam sebanyak 2.619 kendaraan. Puncak arus mudik di gerbang tol tersebut diperkirakan berlangsung pada, Jumat (25/7/2014). KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Seperti di TI sebelumnya, pengelola TI Kilometer 39 mendandani area parkir, tempat makan, tempat ibadah, dan pengisian bahan bakar dengan pernak pernik khas Ramadhan atau ucapan hari raya Idul Fitri. Tenda-tenda pelayanan dan promosi produk didirikan di beberapa sudut TI ini.

Dalam suasana mudik, TI menjadi kebutuhan pokok, khususnya bagi para pemudik jarak jauh. Bagi sopir, TI adalah sarana istirahat agar tubuh tetap prima. Selain pengisian bahan bakar, toilet, dan sarana ibadah, pengelola mengemas tempat makan sebaik dan seunik mungkin untuk menarik minat pengunjung.

Di TI Kilometer 39 Tol Jakarta-Cikampek, ada beragam penyewa khusus makanan, seperti rumah makan khas Minang, Betawi, Lombok, dan Sunda. Menu yang ditawarkan, antara lain bebek asap, ayam taliwang, aneka makanan khas Betawi, makanan khas Sunda, dan makanan cepat saji. Selain itu, ada minimarket, kedai kopi, serta toko oleh-oleh. Sebagian toko dan rumah makan beroperasi hingga pukul 22.00 atau pukul 23.00, sebagian beroperasi 24 jam.

Sore itu, kami memutuskan singgah untuk berbuka puasa di rumah makan padang (Minang), di salah satu sudut TI Kilometer 39. Pasalnya, kami tak perlu lagi repot memesan dan menunggu makanan karena beraneka menu telah disajikan di meja makan, seperti daun singkong rebus, gulai daun singkong, ayam, kepala kakap, otak, ayam goreng, rendang, balado terung, udang, dan empal. Ada pula sambal cabai hijau, cabai merah, dan kering kacang ikan teri.

Menikmati perjalanan

Seusai berbuka puasa, kami melanjutkan perjalanan untuk menengok TI lain, yakni TI Kilometer 57 di Karawang Timur, Jawa Barat. Tempat ini adalah salah satu TI dengan areal yang relatif luas di Tol Jakarta-Cikampek. Tol ini menjadi urat nadi kendaraan dari kota-kota di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menuju ibu kota Jakarta atau sebaliknya. Pada puncak arus mudik Lebaran, lebih dari 100.000 kendaraan melintas di tol ini per hari.

Menu makanan dan minuman yang ditawarkan restoran di TI ini, sebagian sama dengan TI Kilometer 19 dan 39. Kilometer 57 terbilang mewadahi dan layak sebagai tempat singgah kendaraan besar. Tempat pengisian bahan bakar dan parkir memungkinkan sopir truk atau bus keluar masuk dengan nyaman. Dengan lahan yang relatif luas, TI ini juga menjadi idola bagi para pemasar produk untuk mendirikan tenda-tenda pelayanan.

Pengunjung bisa memanfaatkan bengkel-bengkel gratis yang didirikan agen tunggal pemegang merek, seperti Honda, Nissan, dan Suzuki. Ada pula tenda produk minuman, makanan, kosmetik, ban mobil, dan operator telepon seluler.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Kendaraan terjebak kemacetan setelah melewati gerbang Tol Cikampek , Kabupaten Purwakarta, menuju Simpang Jomin, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (24/7/2014). Dari pukul 00.00 hingga pukul 15.00, sebanyak 23.623 kendaraan telah melewati gerbang tol tersebut dengan puncak jumlah kendaraan yang melintas per jam sebanyak 2.619 kendaraan. Puncak arus mudik di gerbang tol tersebut diperkirakan berlangsung pada hari ini (Jumat, 25/7/2014).
Bagi pemudik yang akan melintasi jalur pantai utara Jawa, TI Kilometer 57 adalah yang terakhir, sebelum keluar melalui Gerbang Tol Cikampek. Namun, Anda tak perlu khawatir karena tempat-tempat istirahat lain berderet di sepanjang jalur mudik meski dengan luas lahan dan menu yang lebih terbatas.

Kami melanjutkan perjalanan untuk masuk ke TI lain di Tol Purbaleunyi. Bagi Anda yang menuju ke jalur selatan melalui Bandung atau Tasikmalaya, ada TI Kilometer 72 dan Kilometer 88 yang bisa disinggahi untuk sekadar mengisi bahan bakar, ke toilet, atau bersantai ngopi dan makan. Dua TI ini relatif lebih muda umurnya dibandingkan dengan TI lain di Tol Jakarta-Cikampek.

Dengan sederet fasilitas yang ditawarkan, TI adalah ”oase”, tempat singgah, sekaligus sarana menikmati perjalanan. Dalam situasi lalu lintas yang padat dan bahkan macet, singgahlah di TI untuk melepas kantuk, beristirahat, bahkan untuk menambah warna perjalanan mudik Anda. Selamat mudik! Semoga selamat sampai tujuan. (Mukhamad Kurniawan/Ambrosius Harto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com