Grebeg Syawal. Tradisi sakral ini bertempat di Alun-alun Utara Keraton Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta. Grebeg Syawal berlangsung setiap 1 Syawal atau saat berakhirnya bulan Ramadhan.
Dalam tradisi ini, sebuah Gunungan raksasa akan dikeluarkan ke tengah-tengah masyarakat. Masyarakat yang hadir pun berebutan mengambil hasil bumi yang ada di Gunungan tersebut. Gunungan tersebut simbol kemakmuran.
Tradisi Gunungan raksasa di Grebeg Syawal merupakan simbol sedekah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kepada masyarakat. Sementara itu, ada kepercayaan bahwa jika bisa mendapatkan isi gunungan maka akan mendapatkan berkah.
Perang Topat. Perang Topat atau Perang Ketupat biasanya berlangsung sekitar seminggu setelah Lebaran. Tradisi tersebut merupakan ritual turum temurun di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Ciri khasnya tentu saja perang ketupat atau saling melempar ketupat. Ada beberapa kali Perang Topat dalam setahun. Namun Perang Topat saat Lebaran umum disebut sebagai Lebaran Topat.
Setelah berdoa dan berziarah, masyarakat melaksanakan Perang Topat di Makam Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Karang dan Makam Bintaro di kawasan Pantai Bintaro. Uniknya prosesi lempar ketupat tersebut merupakan simbol kerukunan umat Hindu dan Islam di Lombok. Sebab, peserta adu lempar ketupat tersebut berasal dari kedua umat tersebut.
Festival ini mengambil tempat di Jalan Tanjung Raya II, Pontianak Timur. Meriam yang mengikuti lomba harus dihias. Penilaian lomba berdasarkan bunyi meriam yang dihasilkan. Lomba diikuti oleh kelompok dan dinilai kekompakan bunyi yang dikeluarkan meriam.
Perlu biaya antara Rp 15-30 juta untuk pembuatan Meriam Karbit. Meriam ini terbuat dari pohon kelapa atau kayu durian. Jadinya sebuah meriam yang panjang dengan silinder yang lebar. Tak lupa rotan digunakan sebagai pengikat meriam.
Kisah di balik Meriam Karbit cukup unik. Konon, meriam-meriam ini mengeluarkan bunyi bising untuk mengusir kuntilanak. Tradisi ini sudah berlangsung sejak masa Kesultanan Kadriah Pontianak di abad 18.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.