Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Masih Sekadar Gudang Penyimpanan

Kompas.com - 01/08/2014, 20:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Kualitas sumber daya manusia di bidang permuseuman Indonesia masih lemah. Akibatnya, museum hanya menjadi tempat perawatan, pelestarian, dan gudang penyimpanan benda bersejarah. Sedangkan, pengetahuan sejarah di balik koleksi kurang digali.

Arkeolog sekaligus pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Daud Aris Tanudirjo, mengatakan, lemahnya kualitas sumber daya manusia permuseuman otomatis mengakibatkan fungsi kuratorial museum tak berjalan.

”Presentasi dan konservasi museum-museum kita jauh ketinggalan dibanding museum-museum luar negeri,” kata Daud ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis (31/7/2014).

Menurut Daud, tak dapat dimungkiri, museum di Indonesia pada awalnya merupakan peninggalan kolonial. Sepeninggal Belanda, museum hanya menjadi semacam ”tempat buangan” dengan sumber daya manusia yang minim pengetahuan permuseuman.

Menurut Daud, kesalahan kebijakan ialah museum hanya dijadikan tempat perawatan, pemeliharaan, dan penyimpanan benda-benda bersejarah. Padahal, museum memiliki visi penelitian. Namun, dalam nomenklatur penganggaran, kegiatan penelitian tidak tercantum sehingga jika museum mengajukan dana penelitian, tidak akan disetujui karena bukan tugasnya.

”Inilah yang mengakibatkan mandeknya fungsi museum,” ujar Daud.

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN ILUSTRASI - Musim liburan sekolah banyak dimanfaatkan anak-anak untuk berwisata ke Museum Wayang yang ada di kawasan wisata Kota Tua Jakarta, Minggu (19/6/2011). Selain berwisata, anak-anak juga belajar mengenal wayang sebagai salah satu warisan budaya bangsa yang sudah diakui dunia.
Oleh karena itu, kurator berperan besar dalam mengoptimalkan fungsi museum. Bersama dengan desainer, ia harus mampu menyiapkan konten, mempresentasikan, dan memberikan edukasi publik tentang koleksi-koleksi museum.

”Selama ini, beberapa museum di Indonesia hanya menyerahkan begitu saja tampilan museum kepada pihak ketiga selaku event organizer. Padahal, mereka tidak memiliki pemahaman tentang museum,” kata dia.

Sumber daya manusia yang kompeten dalam pengelolaan permuseuman juga minim. Di Indonesia, hanya ada tiga universitas yang membuka program museologi, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Padjadjaran.

Beri penghargaan

Dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap cagar budaya dan museum, pada Agustus 2014, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menganugerahkan penghargaan kepada para pelestari cagar budaya dan permuseuman. Khusus untuk kategori juru pelihara museum, penghargaan semacam ini sudah diberikan sejak 2011.

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Fosil Gajah Blora (Elephas hysudrindicus) dipajang dan dipamerkan di Museum Geologi Bandung, Jawa Barat, seusai direkonstruksi, Senin (19/5/2014). Fosil gajah yang diekskavasi di Dusun Sunggun, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, itu berusia 200.000-250.000 tahun. Dimensi tinggi sekitar 4 meter, panjang 5 meter dan berat 6-8 ton.
Kepala Seksi Pengembangan Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman Kemdikbud Ni Ketut Wardani mengungkapkan, di seluruh Indonesia, terdapat 328 museum. ”Penilaian kami lakukan sejak akhir Mei lalu. Siapa pun yang berjasa terhadap permuseuman perlu mendapat penghargaan,” kata dia. (ABK)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com