Hal itu dikatakan Zubaidit, penjaga Situs Muaro Jambi, Senin (4/8/2014). Di kompleks Candi Gumpung sebagai lokasi utama situs, pengunjung dihibur dengan hiburan musik yang dikelola Paguyuban Pemuda Peduli Candi Muaro Jambi. Selain itu, wisatawan juga dapat berkeliling candi dengan menyewa sepeda dan becak.
Padatnya pengunjung di peninggalan Melayu Kuno itu belum diiringi pengamanan situs yang memadai. Kompleks tersebut hanya dijaga empat personel. Akibatnya, banyak pengunjung berkeliaran di dalam situs, menginjak-injak menapo (tumpukan bata berstruktur candi) di sekitarnya. ”Hal itu dikhawatirkan merusak sejumlah peninggalan bersejarah yang masih belum diangkat hingga kini,” katanya.
Andi, wisatawan asal Kota Jambi, mengunjungi percandian bersama keluarga besarnya. ”Kebetulan keluarga sedang berkumpul, jadi kami datang ke sini,” ujarnya.
Situs Muaro Jambi disinyalir ada sejak abad VII, sebagai pusat pendidikan penganut Buddha. Keberadaannya di masa lalu diyakini sebagai salah satu universitas agama Buddha terbesar setelah Nalanda di India. Saat ini, dari sekitar 90 candi dan menapo yang telah diinventarisasi, baru belasan yang diangkat. (ITA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.