Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Pariwisata Perlu Ditangani Sosok Profesional

Kompas.com - 10/08/2014, 14:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pariwisata memainkan peranan penting dalam perekonomian Indonesia, dengan sumbangan devisa negara mencapai 10 miliar dollar AS pada tahun 2013 membuat sektor ini berada di posisi ke-4 setelah migas, batubara, dan kelapa sawit. Oleh karena itu, pariwisata membutuhkan penanganan yang profesional agar pemasukan devisa bisa terjaga dan lebih meningkat lagi.

“Dampak pariwisata dirasakan hampir semua lapisan masyarakat. Multiplier effect-nya sangat luas, tidak hanya pengusaha hotel, restoran dan transportasi saja, dari perajin hingga pedagang asongan juga merasakan dampaknya. Bahkan pelaku industri kreatif, seperti seniman juga terkena imbasnya,” kata Ketua Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi), Effi Setiabudidi Jakarta, Minggu (10/8/2014).

Menurut Effi, dibutuhkan tokoh yang berpengalaman dalam menangani sektor pariwisata dan ekonomi kreatif karena menyangkut hajat hidup masyarakat luas. "Sektor pariwisata harus ditangani kalangan profesional, tidak boleh sembarangan," katanya.

Effi melihat sosok yang tepat untuk memimpin pariwisata dan ekonomi kreatif adalah Yanti Sukamdani yang saat ini menjabat Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI).

KOMPAS.COM/NI LUH MADE PERTIWI F Taman Ujung di Karangasem, Bali.
“Yanti Sukamdani menurut saya sosok yang tepat untuk menjadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain kiprahnya puluhan tahun di bisnis pariwisata, berbagai pengalaman di organisasi kepariwisataan dalam dan luar negeri menjadikan dia mumpuni di bidangnya,” ujar pria pengusaha pameran ini.

Effi menjelaskan tidak hanya pengalaman, yang lebih penting memiliki jaringan luas dan rekam jejak yang bersih. Dia cukup yakin, Yanti Sukamdani akan bisa membuat lompatan yang besar pada pariwisata Indonesia.

Kesempatan terpisah, I Nyoman Kandia selaku Presiden South East Asia of Tourist Guide Associations (SEATGA), sekaligus Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) menyatakan hal serupa.

Sebagai Ketua Asosiasi Pariwisata ASEAN, menurut Kandia, tentunya Yanti memiliki jaringan yang luas di kawasan Asia Tenggara. “Pengalaman, jaringan, dan profesionalisme itu semua dimiliki Yanti Sukamdani. Saya kira pariwisata membutuhkan orang seperti dia untuk bangkit menjadi kekuatan ekonomi utama di Indonesia,” jelasnya.

Kandia memaparkan, kedekatan Yanti dengan para pelaku pariwisata akan menciptakan komunikasi yang efektif. “Dia sangat kompeten dan sudah dikenal para pelaku pariwisata. Jika menjadi menparekraf tentu diterima positif, sepak terjangnya di dunia pariwisata tidak diragukan lagi,” ujar salah satu tokoh pariwisata Bali ini.

BARRY KUSUMA Kepulauan Wayag di Raja Ampat, Papua.
Dia melanjutkan, kalau dilihat pertumbuhan pariwisata saat ini masih relatif lambat, padahal jika dilihat dari potensi yang dimiliki Indonesia cukup besar. "Untuk itu perlu membuat gebrakan baru yang bisa mengangkat pariwisata kita lebih tinggi. Hal ini hanya bisa dilakukan orang profesional yang punya jaringan luas,” ujar Kandia yang mempunyai sebanyak 12 ribu anggota pramuwisata di Indonesia dan 60 ribu di kawasan ASEAN.

Kandia menambahkan, sebagai tokoh profesional di sektor pariwisata, Yanti yang saat ini menjabat sebagai Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tahu betul bagaimana menggarap destinasi-destinasi pariwisata yang begitu banyak dan beragam di Indonesia. Pengalaman keliling Indonesia hingga pelosok menjadikannya paham kelebihan dan kekurangan pariwisata yang dimiliki Indonesia. (*)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com