Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gowes" Ditemani dengan Panorama Tepi Laut

Kompas.com - 21/08/2014, 09:57 WIB


LOLAK, KOMPAS.com
— Panorama indah tepi laut di pesisir pantai Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, menjadi pemandangan menyenangkan para peserta ”Kompas” Jelajah Sepeda Manado-Makassar 2014, Rabu (20/8/2014). Etape III ini menempuh jarak 90 kilometer dari Lolak ke Boroko.

Namun, cuaca terik sejak pagi hari membuat pesepeda lebih cepat lelah.
Para pesepeda diberangkatkan dari Markas Batalyon Armed 19/105 di Tarik, Bolaang Mongondow.

Rombongan pesepeda dilepas sekitar 07.30 Wita oleh Asisten I Pemerintahan Sekretariat Daerah Bolaang Mongondow Chris Kamasaan dan Wakil Komandan Batalyon Armed 19/105 Mayor (Arm) Anggeng Prasetyo Sulistyono.

Malam hari sebelumnya, para pesepeda bermalam di Markas Batalyon Armed 19/105. Mereka tidur menggunakan velbed atau matras tidur seperti yang biasa digunakan para prajurit TNI. Sejumlah pesepeda tidur di barak-barak utama. Sebagian lain tidur di tenda besar yang disiapkan di halaman markas.

Para pesepeda yang telah menempuh perjalanan dari Manado-Amurang-Lolak itu juga terlihat membaur dengan para personel TNI. ”Kami merasa bangga rombongan sepeda dari Kompas yang berasal dari sejumlah daerah berkenan singgah di markas kami. Harapannya, kehadiran Kompas bisa mengangkat potensi-potensi di kabupaten ini,” kata Anggeng.

Kendati bermalam ”darurat” seperti itu, semangat para pesepeda tak juga terkikis. Setelah diberangkatkan, pada 12 kilometer awal para pesepeda dimanjakan dengan lanskap pesisir pantai Laut Sulawesi yang indah. Beberapa kali, para peserta beristirahat untuk berfoto.

Ditarik motor-mobil

Selepas itu, para peserta dihadapkan pada lintasan naik-turun (rolling) yang cukup curam. Cuaca panas yang berkisar 35-37 derajat celsius memaksa pesepeda harus menerapkan strategi yang tepat agar dapat menghemat energi sehingga tetap kuat sampai tujuan akhir.

”Dalam kondisi terik seperti ini, pesepeda akan semakin cepat lelah. Energi akan cepat terkuras,” tutur Marta (40), pesepeda asal Jakarta.

Beberapa peserta harus didorong menggunakan motor atau ditarik menggunakan mobil. Di beberapa tanjakan, banyak peserta menuntun sepeda mereka. ”Nikmatnya sebentar saja. Habis itu tanjakan jadi bikin cepat capek, Apalagi panas banget nih,” kata Gino, seorang pesepeda yang di beberapa tanjakan harus ditarik menggunakan mobil.

Kebanyakan pesepeda yang pernah mengikuti beberapa jelajah sepeda sebelumnya menyatakan, cuaca di Pulau Sulawesi lebih panas. Selain itu, terutama di jalur utara Sulawesi Utara, lahan relatif kurang tanaman peneduh.

Walau begitu, keindahan pantai-pantai di jalur tersebut, seperti Pantai Babo dan lanskap Tiga Pulau di Desa Batu Merah yang mengingatkan pada panorama Raja Ampat di Papua Barat, cukup menyenangkan peserta.

Asisten I Pemerintahan Sekretariat Daerah Bolaang Mongondow Chris Kamasaan mengatakan, selain potensi pertanian, pariwisata pantai di Bolaang Mongondow juga belum dimanfaatkan secara optimal. Kebanyakan kini masih dikelola masyarakat setempat. (Gregorius Magnus Finesso/Dahlia Irawati/Sonya Helen Sinombor)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com